Mohon tunggu...
Dwi Prawira Kusuma
Dwi Prawira Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Departemen Teknik Kelautan ITS

Mahasiswa yang hidup untuk laut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pantai Cemara Banyuwangi, Yang Terancam Lenyap namun Bukan Karena Laut

10 Oktober 2022   19:50 Diperbarui: 10 Oktober 2022   22:15 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah pohon cemara roboh terkena dampak erosi di Pantai Cemara, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (6/9/2022). dokpri

Seorang pemuda berdiri mengamati pantai berpasir hitam tersebut. Menggunakan ponselnya, ia memotret setiap sudut pantai yang membuatnya tertarik.

Kondisi pantai saat itu tidak begitu istimewa. Karena ia datang di saat surut, sehingga permasalahan utamanya tidak terlihat jelas. Meskipun begitu, jejak-jejak keganasan laut terekam samar melalui lensa kamera ponselnya.

Orang awam yang pertama kali datang ke sana tidak akan mendapatkan gambaran tentang ancaman apa yang mengintai pantai tersebut. Apalagi ketika mereka datang di saat surut seperti pemuda itu, mereka akan menganggap pantai itu sebagai pantai berpasir hitam biasa saja, layaknya pantai-pantai timur Kabupaten Banyuwangi lainnya.

Akan tetapi, apabila diamati dengan lebih mendalam, tergambar jelas tentang nasib yang menunggu pantai itu di masa depan. Lenyap.

Pantai itu adalah Pantai Cemara. Sebuah pantai berpasir hitam yang terletak tidak jauh dari pusat kota Banyuwangi. Meskipun tidak sepopuler destinasi wisata lainnya di Banyuwangi seperti Pantai Pulau Merah atau Kawah Ijen, pantai ini terhitung cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Pantai Cemara memiliki ciri khas. Sesuai dengan namanya, sepanjang pesisir pantai ini banyak ditumbuhi pohon cemara. Selain itu, di pantai ini juga terdapat tempat pembudidayaan telur penyu. Hal ini yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

Dibalik popularitasnya, pantai ini menghadapi permasalahan yang sangat berat dan mungkin yang paling berat yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Musuh utama dari pantai ini ialah erosi.

Erosi pantai sendiri umumnya didefinisikan sebagai terkikisnya garis pantai akibat pengaruh gelombang ataupun arus laut. Erosi ini adalah hal yang umum terjadi di dunia karena memang garis pantai di seluruh dunia selalu berubah-ubah. Akan tetapi, kasus ini menjadi kasus yang istimewa di Pantai Cemara karena intensitasnya yang sangat masif.

Citra satelit Pantai Cemara di bulan September 2019 (sumber Google Earth)
Citra satelit Pantai Cemara di bulan September 2019 (sumber Google Earth)

Citra satelit Pantai Cemara di bulan April 2021 (sumber Google Earth)
Citra satelit Pantai Cemara di bulan April 2021 (sumber Google Earth)

Bisa dilihat dari kedua gambar di atas, di mana garis Pantai Cemara benar-benar dikikis habis oleh lautan. Bahkan dari gambar kita bisa melihat banyak pohon cemara yang lenyap terbawa oleh arus laut.

Sekilas dari gambar mungkin tersangkanya sudah bisa diketahui. Akan tetapi, ternyata setelah dilakukan perhitungan tinggi gelombang dan arus di sekitar wilayah pantai, ternyata kekuatan laut tidaklah begitu besar hingga bisa menggerus pesisir pantai hingga sejauh itu. Lantas apa yang menjadi permasalahan utamanya?

Citra satelit Pantai Cemara yang memperlihatkan kondisi pantai yang tidak terkikis pada bulan Maret 2014 (sumber Google Earth)
Citra satelit Pantai Cemara yang memperlihatkan kondisi pantai yang tidak terkikis pada bulan Maret 2014 (sumber Google Earth)

Citra satelit Pantai Cemara yang memperlihatkan kondisi pantai yang sudah terkikis dikarenakan adanya perubahan bentuk muara (sumber Google Earth)
Citra satelit Pantai Cemara yang memperlihatkan kondisi pantai yang sudah terkikis dikarenakan adanya perubahan bentuk muara (sumber Google Earth)

Dari dua citra satelit di atas, kita bisa melihat bahwa tersangka utama yang menggerus pesisir Pantai Cemara tidak lain adalah perubahan muara sungai yang berada di selatan pantai.

Ketika kondisi pantai masih aman dan belum terkena erosi, muara sungai yang berada di selatan pantai masih terhubung secara langsung ke laut sehingga arus muara sungai tidak menggerus garis pantai.

Sementara dalam citra satelit terbaru diketahui bahwa muara sungai tertutup oleh adanya sedimen pasir berwarna hitam yang membuat muara berubah arah mengarah ke Pantai Cemara. Arus yang kencang dari sungai menggerus garis pantai, menghanyutkan pepohonan cemara yang ada hingga menghancurkan infrastruktur yang dibangun di sana.

Kemudian muncul pertanyaan lainnya. Apa yang membuat sedimen ini tiba-tiba muncul dan mengalihkan arah muara sungai? Jawabannya adalah gelombang dan arus laut.

Sedimen ini terbawa oleh arus sejajar pantai yang di dalam dunia kelautan umumnya disebut dengan nama longshore current. Arus ini membawa sedimen-sedimen pasir halus yang mana akan mengendap di beberapa tempat tertentu, dalam kasus ini menutup muara sungai yang ada di selatan Pantai Cemara.

Mengingat kondisi sekarang yang mana perubahan yang sangat cepat dan masif terjadi dalam waktu yang singkat, tidak lama lagi garis Pantai Cemara akan lenyap total tanpa ada sisa.

Lalu bagaimana cara untuk mengatasinya?

Cara terbaik adalah dengan cara membuat agar mulut sungai tetap terbuka dan tidak berbelok seperti yang terjadi saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun struktur pantai bernama Jetties yang dapat membuat bentuk mulut sungai menjadi baku dan tidak akan berubah-ubah.

Jetties ini adalah sebuah bangunan yang dibuat dengan memanjangkan sisi-sisi muara sungai menggunakan beton atau batuan dengan desain yang sedemikian rupa sehingga sungai tidak akan mengalami pendangkalan maupun perubahan bentuk muara sungai.

Sayangnya, biaya pembangunan Jetties ini sangat mahal dan tentu saja pemerintah daerah akan lebih memilih untuk mengalihkan dananya ke sektor lainnya yang jauh lebih vital.

Hal ini memaksa pemerintah setempat bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk mengambil cara lain dalam mengurangi dampak buruk erosi tersebut. Salah satunya adalah dengan menanam pepohonan bakau hingga cemara baru di daerah rawan erosi dengan harapan tanah di mana akar tanaman-tanaman tersebut berada tidak akan mudah tergerus oleh air.

Sayangnya, sesuai dengan foto yang diabadikan oleh pemuda di awal tadi, hal itu kurang berhasil dan tidak efektif.

Kolase foto-foto dampak erosi terhadap vegetasi dan tanah di Pantai Cemara Kabupaten Banyuwangi, Selasa (6/9/2022) dokpri
Kolase foto-foto dampak erosi terhadap vegetasi dan tanah di Pantai Cemara Kabupaten Banyuwangi, Selasa (6/9/2022) dokpri

Apabila pemerintah daerah tidak memberikan perhatian lebih terhadap pantai ini, tidak mustahil di masa depan Pantai Cemara Kabupaten Banyuwangi akan lenyap dan berubah menjadi lautan lepas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun