Bisa dilihat dari kedua gambar di atas, di mana garis Pantai Cemara benar-benar dikikis habis oleh lautan. Bahkan dari gambar kita bisa melihat banyak pohon cemara yang lenyap terbawa oleh arus laut.
Sekilas dari gambar mungkin tersangkanya sudah bisa diketahui. Akan tetapi, ternyata setelah dilakukan perhitungan tinggi gelombang dan arus di sekitar wilayah pantai, ternyata kekuatan laut tidaklah begitu besar hingga bisa menggerus pesisir pantai hingga sejauh itu. Lantas apa yang menjadi permasalahan utamanya?
Dari dua citra satelit di atas, kita bisa melihat bahwa tersangka utama yang menggerus pesisir Pantai Cemara tidak lain adalah perubahan muara sungai yang berada di selatan pantai.
Ketika kondisi pantai masih aman dan belum terkena erosi, muara sungai yang berada di selatan pantai masih terhubung secara langsung ke laut sehingga arus muara sungai tidak menggerus garis pantai.
Sementara dalam citra satelit terbaru diketahui bahwa muara sungai tertutup oleh adanya sedimen pasir berwarna hitam yang membuat muara berubah arah mengarah ke Pantai Cemara. Arus yang kencang dari sungai menggerus garis pantai, menghanyutkan pepohonan cemara yang ada hingga menghancurkan infrastruktur yang dibangun di sana.
Kemudian muncul pertanyaan lainnya. Apa yang membuat sedimen ini tiba-tiba muncul dan mengalihkan arah muara sungai? Jawabannya adalah gelombang dan arus laut.
Sedimen ini terbawa oleh arus sejajar pantai yang di dalam dunia kelautan umumnya disebut dengan nama longshore current. Arus ini membawa sedimen-sedimen pasir halus yang mana akan mengendap di beberapa tempat tertentu, dalam kasus ini menutup muara sungai yang ada di selatan Pantai Cemara.
Mengingat kondisi sekarang yang mana perubahan yang sangat cepat dan masif terjadi dalam waktu yang singkat, tidak lama lagi garis Pantai Cemara akan lenyap total tanpa ada sisa.
Lalu bagaimana cara untuk mengatasinya?