Mohon tunggu...
dira ligiar
dira ligiar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi aktif semester 3 UIN Sunan Ampel Surabaya

Saya mempunyai kepribadian ceria dan penyayang. Suka mengikuti beberapa volunteer dibidang sosial. Suka dengan dunia media dan hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelanggaran Adat oleh Wistatawan: Kehidupan Suku Baduy dalam Menolak Gadget di Era Modern Masuk ke Lingkungannya

12 Oktober 2024   19:14 Diperbarui: 12 Oktober 2024   19:29 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tindakan Generasi Muda
Jika  dilihat  dari  perspektif    Schien,  maka  Suku   Baduy   dalam   menjalankan   budaya   leluhurnya,   masuk   dalam   katagori   Asumsi   Dasar(basic  underlying  assumptions),  adalah  keyakinan     anggotanya     yang     cenderung     tidak  dikonfrontasi  dan  tidak  diperdebatkan  sehingga  sangat  sulit  untuk  berubah.  Bahkan  menurut    Edison,    et.al.    (2017),[9]    terkait    dengan Asumsi Dasar ini menyatakan bahwa, "ini  sangat  sulit  untuk  diubah,  pendekatan  apapun   yang   dilakukan   cenderung   dapat   diartikan   lain  atau   menimbulkan   persepsi   negatif  bagi  yang  menerimanya".  Kalau  pun  terjadi   sedikit   pergeseran   di   Baduy   Luar,   namun Suku Baduy secara keseluruhan masih kuat mempertahankan budaya atau adat istiadat di era digital saat ini, karena budaya atau adat istiadat   merupakan   dari   keyakinan   mereka   yang semestinya harus dijaga, jika tidak maka alam akan menghukumnya.

Generasi muda Suku Baduy berada di persimpangan antara mempertahankan tradisi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dalam konteks aturan adat, terutama larangan penggunaan teknologi modern seperti ponsel, mereka menunjukkan berbagai respons yang mencerminkan dinamika ini. Mereka berpartisipasi aktif dalam upacara adat, ritual, dan kegiatan komunitas untuk memperkuat identitas budaya. Kesadaran ini sering kali menjadi motivasi utama mereka untuk mematuhi aturan adat, termasuk larangan penggunaan ponsel.

Meskipun terikat pada aturan, generasi muda Baduy juga menunjukkan kreativitas dalam beradaptasi. Beberapa di antaranya menemukan cara untuk tetap terhubung dengan dunia luar tanpa melanggar norma. Misalnya, mereka mungkin menggunakan ponsel di luar wilayah Baduy Dalam atau berkomunikasi dengan kerabat yang tinggal di Baduy Luar, di mana penggunaan teknologi lebih diterima. Generasi muda Baduy berusaha untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai mereka. Mereka mencari alternatif sumber belajar, seperti buku atau diskusi langsung dengan para tetua, yang sejalan dengan prinsip minimalis dan kesederhanaan hidup yang dianut oleh masyarakat. Mereka juga aktif dalam pelestarian budaya melalui kegiatan seni, kerajinan tangan, dan pengajaran kepada generasi berikutnya. Dengan cara ini, mereka berkontribusi untuk memastikan bahwa warisan budaya Suku Baduy tetap hidup dan relevan di tengah perubahan sosial.

Kesimpulan
Larangan penggunaan ponsel di Suku Baduy Dalam merupakan refleksi dari komitmen mereka untuk melestarikan tradisi dan budaya yang telah ada selama berabad-abad. Kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk menghindari pengaruh negatif dari teknologi modern, tetapi juga untuk menjaga identitas budaya yang unik dan harmonis dengan alam.
Meskipun larangan ini mungkin terasa ketat bagi sebagian orang, terutama generasi muda yang berusaha beradaptasi dengan perkembangan zaman, masyarakat Baduy Dalam tetap menunjukkan keteguhan dalam mematuhi aturan tersebut. Mereka menyadari bahwa kesederhanaan hidup dan keterhubungan dengan nilai-nilai tradisional adalah kunci untuk menjaga keharmonisan komunitas.
Sementara itu, generasi muda Baduy berusaha menemukan cara untuk tetap terhubung dengan dunia luar tanpa melanggar norma yang ada. Diskusi dan refleksi tentang makna larangan ini menjadi penting, menciptakan ruang bagi inovasi dan kreativitas dalam menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas.
Secara keseluruhan, larangan penggunaan ponsel di Baduy Dalam menggambarkan perjalanan mereka dalam melestarikan warisan budaya di tengah arus perubahan global. Ini menjadi contoh bagaimana sebuah komunitas dapat berkomitmen pada nilai-nilai mereka sambil tetap membuka diri untuk pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun