Mohon tunggu...
Dira Kaimel
Dira Kaimel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa komunikasi penyiaran islam universitas Ibn Khaldun Bogor semester 3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pohon Zaitun: Simbol Keterikatan Warga Palestina terhadap Tanahnya

24 Desember 2023   13:45 Diperbarui: 24 Desember 2023   13:50 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Abu Ali pemilik pohon zaitun atau pohon Al Badawi tertua di dunia. Foto: Jason Ruffin/Atlas Obscura

Pohon Zaitun memiliki makna tersendiri bagi penduduk Palestine, yaitu sebagai simbol keterikatan antara warga Palestine dengan tanah mereka. Hal ini karena Pohon Zaitun merupakan identitas warga Palestine dan menjadi sumber kehidupan bagi warga Palestine.

"Minyak zaitun adalah kehidupan kami, identitas kami, dan masa depan kami. Dari cerita kakek nenek kami, zaitun menghidupi tanah kita sehingga bisa ditinggali. Minyak zaitun adalah simbol dari rakyat Palestina," kata salah seorang Petani Palestine, Mohamed Abu Awwad. Dilansir dari Republika.co.id

Simbol Perjuangan

Pohon zaitun bagi warga Palestina juga merupakan simbol perjuangan rakyat Palestina. Yang mana ini menjadi perwujudan dari Al-Qur'an yaitu surah At-Tiin ayat pertama. Maka perjuangan rakyat Palestina untuk memperjuangkan tanah dan kebun-kebun zaitun mereka akan terus berlangsung.

Dilansir dari Tempo.co, Zaitun sudah menjadi bagian dari kehidupan penduduk Palestine, simbol perlawanan, dan bagian dari agama rakyat Palestine. "Orang-orang Palestina melekat pada pohon zaitun," kata Ali seorang pemilik kebun zaitun di Palestina. "Pohon zaitun adalah bagian dari perlawanan kami dan bagian dari agama kami. Dengan pohon zaitun kami hidup, dan tanpanya kami tidak hidup" Lanjutnya.

Walau banyak pohon zaitun yang dihancurkan bahkan dimusnahkan, itu tidak akan membuat warga Palestina gentar, justru itu semakin mengobarkan semangat juang Palestina untuk merdeka. Menaikkan suhu perlawanan tiada akhir rakyat dan bangsa Palestina menghadapi pendudukan Israel.

Dikutip dari artikel Daily Sabah, pohon zaitun memainkan peran sejarah dan budaya yang penting dalam warisan Palestina dan identitas nasional. "Pohon zaitun telah menjadi simbol dan perwujudan kebangsaan Palestina. Bahkan lebih penting menjadi manifestasi perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel,"

Pohon zaitun telah menjadi bagian sejarah dari negeri Palestina, dan telah menjadi bagian dari kehidupan rakyat Palestina. Bahkan Palestina memiliki beberapa pohon zaitun tertua di dunia, yang berusia 5.000 dan 4.000 tahun. Hal ini menjadikan bukti dan eksistensi negeri Palestina.

Bukti sejarah negeri Palestina

Dilihat dari fakta sejarah, bahwa di Palestina tepatnya di Desa Al Walaja, Tepi Barat, terdapat pohon Zaitun yang bernama Pohon Al Badawi. Pohon Al Badawi merupakan Pohon zaitun tertua yang diperkirakan sudah berusia 5500 tahun. Pohon zaitun ini hanya berjarak beberapa meter saja dari dinding apartheid.

Dinukil dari Atlas Obscura, pada 2010, terdiri dari dua tim: satu dari Italia dan satu lagi dari Jepang, mereka meneliti tanggal karbon pada pohon Al-Badawi. Ternyata usianya jauh lebih tua dari kisaran 3.000 hingga 5.500 tahun.

Pohon tersebut memiliki tinggi 12 meter dan berdiameter sekitar 25 meter. Ada sekitar 22 cabang yang tumbuh di sekitar batang induk . Cabang termuda berumur sekitar sembilan bulan. Sedangkan batang induknya diperkirakan telah berumur sekitar 5500 tahun. Ia merupakan zaitun yang sangat langka di dunia, dikutip dari suarapalestina.com

Dilansir dari Tempo.co, Pohon itu memiliki makna agama, sejarah, dan budaya bagi penduduk desa Al Walaja,, bahkan menjadi salah satu tujuan wisata Palestina. Selain warga lokal, pohon itu juga dikunjungi oleh para pelancong luar negari "Mereka yang tahu sejarah pohon ini, datanglah," kata Salah Abu Ali pemilik kebun pohon zaitun, tempat pohon Al Badawi.

Dikutip dari The Guardian, Desa Al Walaja sendiri merupakan salah satu desa yang memang merasakan langsung getirnya pendudukan Israel. Sebagian besar penduduk desa terpaksa mengungsi dari rumah mereka di tengah pertempuran sengit selama perang Arab-Israel 1948.

Warga desa Al Walaja menjadikan wilayah di sekitar pohon zaitun tersebut sebagai tempat pengungsian. Setelah Perang Arab-Israel berhenti, Desa Al Walaja telah kehilangan 70 persen wilayahnya. Wilayah itu semakin terkikis setelah Israel merebut Tepi Barat selama Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Tidak hanya mencuri hasil pertanian, penduduk Israel juga sering membakar dan merusak lahan dan tanaman milik warga asli Palestina. Kemudian merampas tanah-tanah tersebut dengan mengklaim bahwa tanah tersebut milik Yahudi atau dijadikan tempat pemukiman baru bagi penduduk Israel. Politik tersebut dilakukan untuk mengusir warga dengan cara tidak langsung serta menghapus sejarah keberadaan negeri Palestine.

Tanda keberkahan Allah terhadap orang beriman.

Buah zaitun disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak tujuh kali dan juga dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Beberapa ayat Al-Qur'an dapat menjelaskan bahwa suburnya buah zaitun di Palestina merupakan tanda kebesaran Allah atas berkah-Nya pada negeri yang dihuni oleh orang-orang yang beriman.

Artinya: "Dialah yang menurunkan air dari langit lalu dengannya Kami menumbuhkan segala macam tumbuhan. Maka, darinya Kami mengeluarkan tanaman yang menghijau. Darinya Kami mengeluarkan butir yang bertumpuk (banyak). Dari mayang kurma (mengurai) tangkai-tangkai yang menjuntai. (Kami menumbuhkan) kebun-kebun anggur. (Kami menumbuhkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah dan menjadi masak. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman." (Qur'an surah Al An'am ayat 99)

Artinya: "Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang (pada dinding) yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang (yang berkilauan seperti) mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah memberi petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Qur'an surat An Nur ayat 35)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun