Dinukil dari Atlas Obscura, pada 2010, terdiri dari dua tim: satu dari Italia dan satu lagi dari Jepang, mereka meneliti tanggal karbon pada pohon Al-Badawi. Ternyata usianya jauh lebih tua dari kisaran 3.000 hingga 5.500 tahun.
Pohon tersebut memiliki tinggi 12 meter dan berdiameter sekitar 25 meter. Ada sekitar 22 cabang yang tumbuh di sekitar batang induk . Cabang termuda berumur sekitar sembilan bulan. Sedangkan batang induknya diperkirakan telah berumur sekitar 5500 tahun. Ia merupakan zaitun yang sangat langka di dunia, dikutip dari suarapalestina.com
Dilansir dari Tempo.co, Pohon itu memiliki makna agama, sejarah, dan budaya bagi penduduk desa Al Walaja,, bahkan menjadi salah satu tujuan wisata Palestina. Selain warga lokal, pohon itu juga dikunjungi oleh para pelancong luar negari "Mereka yang tahu sejarah pohon ini, datanglah," kata Salah Abu Ali pemilik kebun pohon zaitun, tempat pohon Al Badawi.
Dikutip dari The Guardian, Desa Al Walaja sendiri merupakan salah satu desa yang memang merasakan langsung getirnya pendudukan Israel. Sebagian besar penduduk desa terpaksa mengungsi dari rumah mereka di tengah pertempuran sengit selama perang Arab-Israel 1948.
Warga desa Al Walaja menjadikan wilayah di sekitar pohon zaitun tersebut sebagai tempat pengungsian. Setelah Perang Arab-Israel berhenti, Desa Al Walaja telah kehilangan 70 persen wilayahnya. Wilayah itu semakin terkikis setelah Israel merebut Tepi Barat selama Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Tidak hanya mencuri hasil pertanian, penduduk Israel juga sering membakar dan merusak lahan dan tanaman milik warga asli Palestina. Kemudian merampas tanah-tanah tersebut dengan mengklaim bahwa tanah tersebut milik Yahudi atau dijadikan tempat pemukiman baru bagi penduduk Israel. Politik tersebut dilakukan untuk mengusir warga dengan cara tidak langsung serta menghapus sejarah keberadaan negeri Palestine.
Tanda keberkahan Allah terhadap orang beriman.
Buah zaitun disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak tujuh kali dan juga dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Beberapa ayat Al-Qur'an dapat menjelaskan bahwa suburnya buah zaitun di Palestina merupakan tanda kebesaran Allah atas berkah-Nya pada negeri yang dihuni oleh orang-orang yang beriman.
Artinya: "Dialah yang menurunkan air dari langit lalu dengannya Kami menumbuhkan segala macam tumbuhan. Maka, darinya Kami mengeluarkan tanaman yang menghijau. Darinya Kami mengeluarkan butir yang bertumpuk (banyak). Dari mayang kurma (mengurai) tangkai-tangkai yang menjuntai. (Kami menumbuhkan) kebun-kebun anggur. (Kami menumbuhkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah dan menjadi masak. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman." (Qur'an surah Al An'am ayat 99)
Artinya: "Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang (pada dinding) yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang (yang berkilauan seperti) mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah memberi petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Qur'an surat An Nur ayat 35)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H