Bagi saya, keduanya sama menariknya. Ratna dan Ngabalin adalah dua tokoh politik saat ini yang mampu memberi warna berbeda pada politik kita yang semakin gaduh dan amburadul.
Seorang teman di kampus pernah mengatakan, kalau sebaiknya Pilpres dikembalikan saja ke MPR, agar masyarakat tidak lagi terlibat terlalu jauh dalam urusan pemilihan pemimpinan di tingkat nasional.
Ia berpendapat, Pilpres atau Pilkada langsung memang membuat rakyat makin kuat dan berkuasa, namun karena kecerdasan politik yang masih jauh membuat pesta demokrasi itu menjadi tidak berkualitas.
Saya agak sependapat dengan itu. Namun bukan pada soal pemilihannya, tapi pada bahwa politik dan politisi justru tidak makin mencerdaskan rakyat. Justru sebaliknya, politik menjadi sarana pembodohan dan kering etika.
Semestinya sebagai ikon politik, Ratna dan Ngabalin serta nama nama lainnya tidak menjadi olok olok karena ulah mereka sendiri, namun menjadi panutan. Akan tetapi, itu masih jauh dari harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H