Mohon tunggu...
Humaniora

"Kamajaya Scholarship", Aksi Humanis Nyata dalam Bentuk Beasiswa di UAJY

16 Maret 2018   03:39 Diperbarui: 16 Maret 2018   03:46 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pay it Forward

Alumni dari program ini yang sudah bekerja mempunyai kewajiban untuk mengembangkan program ini dengan menjadi donatur selanjutnya.

Tanpa Ukuran

Kendala yang dihadapi kemudian adalah masih minimnya dana yang akan digunakan untuk mewujudkan progam ini. Menjadi hal yang wajar jika mengingat jalannya program ini bahkan belum genap setahun. Namun dalam proses kerjanya, sejauh ini sudah tercatat ada sebanyak 5 mahasiswa dari keseluruhan 30 pendaftar yang mendapat beasiswa ini. Dengan masih terbatasnya dana yang tersedia, seleksi yang dilakukan didasarkan dengan prinsip prioritas.

Maka dari itu, pihak KAMAJAYA masih membuka seluas-luasnya peluang untuk partisipasi anda---para alumni UAJY dan atau pihak-pihak lain yang ingin berdonasi---dalam mendukung kelanjutan jangka panjang program ini. Pada titik ini, besaran dana bukanlah persoalan yang berarti jika itu berarti sama saja menyelamatkan hak satu mahasiswa untuk memperoleh kesempatan menempuh pendidikan.

Selanjutnya, bagi anda yang ingin melakukan donasi, dapat memberikan bantuannya melalui Aplikasi Scholarship KAMAJAYA (ASOKA). Lewat aplikasi ini anda, sebagai donatur, dapat melacak transparasi aliran dana yang anda kirimkan. Yang menarik, data privat akan dijaga baik-baik dengan hanya menampilkan informasi seperlunya seputar donatur. Tujuannya adalah agar data yang diinput pada web tersebut tidak digunakan secara tidak bertanggungjawab, seperti mengirimkan spamke nomor pribadi anda.

Sebagai timbal baliknya, KAMAJAYA menyediakan fitur newslettersebagai ruang yang disediakan bagi para donatur. Dari newsletterini dapat dilihat pengelolaan dana secara keseluruhan dan sebagai tambahan dapat berupa ruang untuk mempromosikan bisnis.

Ketika kita tidak lagi menyandang status mahasiswa---menuju dunia kerja dan menjalani rutinitas demi mengejar yang tanpa ukuran itu---kita kadang lupa pada spirit ketika masih menjadi mahasiswa. Spirit yang terkandung dalam lirik lagu Darah Juang, yang pada saat menjadi mahasiswa telah memberikan dasar ideologi dalam memerangi ketidakadilan.  

Bekal ilmu yang didapat para mahasiswa setelah lulus, menurut idealnya, akan sayang sekali jika kemudian hanya dipergunakan untuk menjalani rutinitas saja; tanpa diimbangi perilaku konkret dalam konteks sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun