Mohon tunggu...
Dipa Mazidan Latief
Dipa Mazidan Latief Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sufisme-Persia dan Pengaruhnya Terhadap Ekspresi Budaya Islam Nusantara

28 Juni 2024   22:33 Diperbarui: 28 Juni 2024   22:35 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/6ZbdJ5Zdm (pinterest.com)

Sufisme Persia mempengaruhi perkembangan seni visual sufi di Indonesia, seperti lukisan dan ukiran. Seni visual ini sering digunakan untuk menggambarkan tema-tema spiritual dan menghubungkan diri dengan Tuhan. Contoh yang terkenal adalah lukisan-lukisan yang menggambarkan wujud Tuhan dan keserupaan antara manusia dengan alam semesta.

Pengaruh Sufisme pada Kebudayaan Nusantara

Sufisme Persia mempengaruhi perkembangan kebudayaan Nusantara, terutama melalui pengaruh Syi'ah. Kebudayaan Nusantara ini dipengaruhi oleh tradisi-tradisi Persia, seperti penggunaan simbol-simbol spiritual dan penggunaan bahasa simbolik dalam karya-karya seni.

Pengaruh Sufisme pada Kebudayaan Melayu

Sufisme Persia mempengaruhi perkembangan kebudayaan Melayu, terutama melalui pengaruh Syi'ah. Kebudayaan Melayu ini dipengaruhi oleh tradisi-tradisi Persia, seperti penggunaan simbol-simbol spiritual dan penggunaan bahasa simbolik dalam karya-karya seni.

Sufisme adalah salah satu karakteristik dalam sastra Persia. Di Persia Tasawuf tumbuh subur pada abad  10  M  yang  nampak  awal  dalam  karya  AbūḤasan  al-Kharqani  dan  Abū  Ya zīd  al-Busṭāmī, akan tetapi tasawuf dalam bentuk puisi dan syair mulai  berkembang  dan  disempurnakan  pada  abad  11  oleh  penyair  Abū  Sa’īd  Aba  al-Khair  di  kota  Khurasān,  provinsi  bagian  timur  laut  Iran  sekarang. Sastra sufistik ini kemudian berkembang pesat  melalui  tangan  penyair-penyair  Persia  selanjutnya  seperti  Sanai,  ‘Aṭṭār  dan  Jalāluddīn Rūmī  yang  mengantarkan  sastra  mistik  Persia  ke  puncaknya  melalui  karya  besarnya  Matsnawi  Ma’nawi. Di  Indonesia  sendiri  sastra  sufi  baru  dikenal  pada abad 16, yang menurut Abdul Hadi W.M. dikenalkan  oleh  para  penyair  melayu  seperti  Hamzah Fansuri yang hidup di pertengahan abad 16 sampai awal abad 17 M dan oleh beberapa orang muridnya  seperti  Abdul  Jamal,    Abdurrahman  Singkel dan Syamsuddin Pasai. Karya-karya mereka seperti  yang  disimpulkan  oleh  para  ilmuwan  banyak sekali pengaruh dari sastra sufistik Persia.Sastra sufistik Persia dapat dikatakan memuat puisi  mistik  paling  kaya  di  dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun