Marie Lecornu mungkin tak pernah menyangka jika kisah cintanya bersama Marselinus atau akrab disapa Marsel menjadi bahan perbincangan publik. Apalagi setelah pernikahan keduanya viral di jagat dunia maya beberapa hari lalu.
Akibatnya, kehidupan asmara pasangan berbeda negara ini pun membuat publik semakin penasaran, apalagi awal mula mereka berkenalan.Diketahui, Marie sendiri merupakan seorang wanita cantik dari negara kelahiran Napoleon Bonaparte, Perancis. Sementara Marsel adalah sosok pria sederhana dari Adonara, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Mereka dipertemukan di Kota Batam. Kota industri penuh cerita bagi para perantau dan para buruh pabrik.
Saat penulis mendatangi keduanya, Marie mulai menceritakan awal mula hatinya berhasil ditaklukkan oleh Marsel.
"Saya berkenalan dengannya di sebuah agenda pemakaman salah seorang asal Adonara. Saat itu dia (Marsel) tampak malu-malu mau, jadi saya ajak dia untuk berfoto bersama," ungkapnya sambil terus menceritakan kisah manis ini.
Saat itu kata Marie lagi, Marsel terus saja memperhatikannya. Bahkan tatapan matanya tak pernah lepas saat beberapa pria lain di pemakaman mencoba untuk terus menggoda Marie.
"Saya heran, kenapa dia tidak agresif seperti pria kebanyakan. Saya mulai penasaran dan sangat menyukai kesederhanaannya," tambah Marie.
Dari sini, Marie pun mengatakan awal kisah ini dimulai. Setelah selang beberapa hari, Marsel pun memberanikan diri untuk meminta nomor telepon milik Marie.
Komunikasi semakin intens, dan Marie semakin jatuh hati setelah Marsel rela mengorbankan waktu dan tenaganya. Bukan tanpa sebab, selama di Batam Marie tinggal di Pulau Rempang Batam. Daerah ini sendiri sangat jauh dari pusat kota.
Selama di sana pula, Marsel bersedia untuk mengantarkan Marie kemana pun dia inginkan. Cinta semakin bersemi saat keduanya merajut kasih di sepeda motor milik Marsel.
"Saat itu saya baru pulang mengurus visa dari Singapura. Dia jemput saya walau hujan lebat, dan anda tahu jika jarak Rempang dan pusat kota tempat pelabuhan berada sangat jauh sekali," paparnya penuh semangat. Dia seolah ingin membuktikan kepada penulis jika perjuangan cinta Marsel kepadanya tidak mudah.
Berkali-kali dia menyebut, kesederhanaan Marsel adalah kunci bagi dirinya menjatuhkan pilihan kepada pria Adonara ini. Bukan tak banyak pria tampan dan mapan di luar sana yang berusaha mendekatinya.
Namun, Marsel berhasil menjadi 'sang pemenang' karena tampil apa adanya dan bagi Marie itu adalah sebuah ketulusan.
Dari sini penulis teringat puisi legendaris milik Sapardi Djoko Damono. Pada tulisan ini, penulis akan menulis satu penggalan baitnya.
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu"
Hampir saja penulis tak percaya dengan kutipan bait puisi Sapardi ini. Sebab, bagi penulis mencintai secara sederhana adalah mencintai yang sebenarnya tak sederhana.
Rumit, dan tak dapat diartikan makna sederhana dalam cinta ini. Setidaknya, dari cerita Marie kali ini penulis bisa meyakinkan jika kesederhanaan dalam cinta masih diperhitungkan.
Banyak contoh di luar sana sebenarnya. Namun, mata penulis seolah tertutup dan tak ingin mengetahuinya. Apakah karena kekecewaan mendalam terhadap seorang wanita? Penulis pun tak tahu dan tak pernah mencoba untuk mencari tahu.
Tapi dari kisah Marie dan Marsel ini juga dapat dipetik pelajaran yaitu pengorbanan dan perjuangan terhadap suatu keinginan sangat penting dilakukan.
Bayangkan jika Marsel tak memperjuangkan cintanya kepada Marie. Mungkin saja pernikahan dan kisah cinta yang viral di Kota Batam ini tak akan pernah didengar.
Salam kenal,
Dipa Nusantara
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI