Berkali-kali dia menyebut, kesederhanaan Marsel adalah kunci bagi dirinya menjatuhkan pilihan kepada pria Adonara ini. Bukan tak banyak pria tampan dan mapan di luar sana yang berusaha mendekatinya.
Namun, Marsel berhasil menjadi 'sang pemenang' karena tampil apa adanya dan bagi Marie itu adalah sebuah ketulusan.
Dari sini penulis teringat puisi legendaris milik Sapardi Djoko Damono. Pada tulisan ini, penulis akan menulis satu penggalan baitnya.
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu"
Hampir saja penulis tak percaya dengan kutipan bait puisi Sapardi ini. Sebab, bagi penulis mencintai secara sederhana adalah mencintai yang sebenarnya tak sederhana.
Rumit, dan tak dapat diartikan makna sederhana dalam cinta ini. Setidaknya, dari cerita Marie kali ini penulis bisa meyakinkan jika kesederhanaan dalam cinta masih diperhitungkan.
Banyak contoh di luar sana sebenarnya. Namun, mata penulis seolah tertutup dan tak ingin mengetahuinya. Apakah karena kekecewaan mendalam terhadap seorang wanita? Penulis pun tak tahu dan tak pernah mencoba untuk mencari tahu.
Tapi dari kisah Marie dan Marsel ini juga dapat dipetik pelajaran yaitu pengorbanan dan perjuangan terhadap suatu keinginan sangat penting dilakukan.
Bayangkan jika Marsel tak memperjuangkan cintanya kepada Marie. Mungkin saja pernikahan dan kisah cinta yang viral di Kota Batam ini tak akan pernah didengar.
Salam kenal,
Dipa Nusantara