Mohon tunggu...
Dipa Nusantara
Dipa Nusantara Mohon Tunggu... Administrasi - Humanis dan humoris

republik khayalan, republik impian Jarang tidur tapi sering mimpi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta Marie dan Marsel, Representasi Cinta Sederhana Sapardi Djoko Damono

28 November 2019   23:09 Diperbarui: 28 November 2019   23:32 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marie Lecornu dan Marselinus (dokpri)

Berkali-kali dia menyebut, kesederhanaan Marsel adalah kunci bagi dirinya menjatuhkan pilihan kepada pria Adonara ini. Bukan tak banyak pria tampan dan mapan di luar sana yang berusaha mendekatinya.

Namun, Marsel berhasil menjadi 'sang pemenang' karena tampil apa adanya dan bagi Marie itu adalah sebuah ketulusan.

Dari sini penulis teringat puisi legendaris milik Sapardi Djoko Damono. Pada tulisan ini, penulis akan menulis satu penggalan baitnya.

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu"

Hampir saja penulis tak percaya dengan kutipan bait puisi Sapardi ini. Sebab, bagi penulis mencintai secara sederhana adalah mencintai yang sebenarnya tak sederhana.

Rumit, dan tak dapat diartikan makna sederhana dalam cinta ini. Setidaknya, dari cerita Marie kali ini penulis bisa meyakinkan jika kesederhanaan dalam cinta masih diperhitungkan.

Banyak contoh di luar sana sebenarnya. Namun, mata penulis seolah tertutup dan tak ingin mengetahuinya. Apakah karena kekecewaan mendalam terhadap seorang wanita? Penulis pun tak tahu dan tak pernah mencoba untuk mencari tahu.

Tapi dari kisah Marie dan Marsel ini juga dapat dipetik pelajaran yaitu pengorbanan dan perjuangan terhadap suatu keinginan sangat penting dilakukan.

Bayangkan jika Marsel tak memperjuangkan cintanya kepada Marie. Mungkin saja pernikahan dan kisah cinta yang viral di Kota Batam ini tak akan pernah didengar.

Salam kenal,

Dipa Nusantara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun