Mohon tunggu...
Dion DB Putra
Dion DB Putra Mohon Tunggu... profesional -

Dion DB Putra adalah wartawan. Dion lahir di Ende, salah satu kota bersejarah di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sampai detik ini masih belajar membaca dan menulis...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Suatu Hari di Penghujung April 2010

16 Februari 2013   11:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:13 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1360991210902246812
1360991210902246812

Sumber: Aktivitas lain SBY dan Ibu Ani di Kupang

Persetujuan pimpinan tertinggi eksekutif dan legislatif di NTT merupakan jaminan event ini bakal sukses. Sekarang tinggal urusan operasional. Pertanyaan berikut adalah siapakah sosok yang pantas menjadi  ketua dan sekretaris Panitia Pelaksana HPN 2011 tingkat lokal NTT? Panitia Pusat bukan masalah karena itu otomatis ditekel pengurus pusat. Sebagai mantan aktivis mahasiswa yang  sarat pengalaman berorganisasi, Gubernur Frans Lebu Raya  dan Wagub Esthon Foenay paham dan tahu betul siapa orang yang tepat.

Pada bulan Agustus 2010 terbitlah SK Gubernur NTT tentang komposisi kepanitian HPN Kupang 2011. Ketua Panitia Pelaksana Ir. Andre W Koreh, MT (Kepala Dinas PU)  dan Sekretaris Drs. Ary Moelyadi, MPd (Kepala Bidang Keolahragaan Dinas PPO NTT). Secara pribadi saya mengenal baik figur Andre dan Ary. Cukup lama kami bekerja sama dalam kapasitas sebagai pengurus KONI Provinsi NTT. Itulah yang menguatkan saya dan pengurus PWI bahwa hajatan besar ini bakal sukses.

Komposisi kepanitian HPN Kupang 2011 merupakan gabungan unsur birokasi, pers, aktivis sosial dan relawan. Saya sebagai ketua PWI Cabang adalah penanggungjawab bersama dengan Sekretaris Daerah. Gubernur, Wagub, Ketua DPRD NTT  serta Forum Pimpinan Daerah merupakan pelindung dan penasihat. Klop sudah! Tapi bukan tanpa soal. Melihat sosok birokrat dalam diri Andre Koreh dan Ary yang aktif dalam kepantian ada ada teman-temanku sesama wartawan yang menyindir dengan memplesetkan HPN sebagai "Hari Pejabat Nasional, Hari Pemerintah Nasional". Andre dan Ary pun diganggu dengan pertanyaan

Sumber: Ibu Ani menanam pohon sukun

macam- macam via SMS, telepon atau tatap muka langsung.

Saya pun tidak luput dari sasaran tembak. Selain lewat SMS, telepon atau bicara tatap muka,  komentar- komentar di jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook sungguh membuat kuping sempat panas. HPN Kupang dilukiskan sebagai gawenya PWI saja yang hanya menghabiskan uang daerah. Ketika mereka membaca rencana agenda penyambutan Presiden SBY dengan menghadirkan murid SD dan SMP di Kupang berdiri berjejer di sisi jalan dengan memegang bendara Merah Putih mini, itu dilukiskan sebagai  gaya Orba (Orde Baru).

Dalam hati saya tertegun. Apakah semua yang berbau Orde Baru itu buruk? Tidak tiap hari seorang Presiden RI datang ke kampung Flobamora ini. Anak-anak itu akan lama mengenang dalam benaknya bahwa pada masa bocah mereka berjejer di pinggir jalan menyambut SBY, Presiden Republik Indonesia. Siapa tahu di antara mereka kelak akan menjabat presiden atau pemimpin negeri ini dalam bidang yang lain. Tapi sudahlah.  Ini era Reformasi  Bung! Bahkan presiden dan kepresidenan bukan lagi person dan institusi yang imun kritik.  Bukan lagi lembaga yang nihil dari hujatan dan makian.

Saya sungguh tidak kaget dengan sindiran itu. Saya dan teman-teman pengurus PWI Cabang NTT sadar sepenuhnya bahwa hajatan besar selevel HPN pasti penuh warna. Bahkan ada beberapa rekan wartawan yang beritahu akan bikin demonstrasi. Kalau tidak mempertanyakan segala sesuatu itu bukan wartawan namanya. Maka sindiran dan ancaman bukan alasan bagi saya untuk marah apalagi putus asa. Kuanggap semua itu sebagai dinamika lumrah. Malah diramu secara positif sebagai pelecut semangat menyiapkan diri sebagai tuan rumah HPN yang baik. Kami  pun salut pada Bung Andre dan Ary, dua orang yang sudah

13609914022106629133
13609914022106629133

Sumber: Melihat patung Komodo

berpengalaman dalam berorganisasi sehingga mereka tetap fokus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun