Penetapan bulan Januari sendiri diambil dari UU No. 4 tahun 2007 di mana Kota Kotamobagu ditetapkan menjadi kotamadya pada tanggal 2 Januari 2007. Bulan Januari adalah bulan HUT Kota Kotamobagu sehingga momentum ini tidak bisa dipisahkan dalam sejarah lahir dan terbentuknya Kota Kotamobagu saat ini yang memiliki benang merah masa lalu dan masa kini. Bulan Januari diperingati untuk mengenang dan menghargai peran tokoh-tokoh pemekaran kita yang akan selalu abadi dalam tinta sejarah. Para tokoh pemekaran adalah pejuang-pejuang daerah masa kini yang menjadi teladan dan inspirasi angkatan muda.
Pada bulan Januari ini juga pejuang legendaris Sadaha Yambat dari Pedalaman Mongondow (Passi-Lolayan) memimpin perjuangan melawan VOC pada Januari 1750 hingga berhasil memulangkan Raja Salomon Manoppo dari Tanjung Harapan Afrika Selatan kembali ke negerinya. Menariknya hingga VOC bubar, mereka tidak bisa membalas kekalahan mereka dari kegigihan pejuang Pedalaman Mongondow (Kotamobagu). Kotamobagu masa lalu dan masa kini adalah sebuah kesatuan sejarah yang tidak bisa dipisahkan sebagaimana ciri sejarah itu sendiri yang selalu berkesinambungan.
Tahun 1910 diambil dari tahun di mana nama Kotamobagu pertamakali ditemukan dalam catatan tertulis. Angka Tahun 1910 muncul dalam dokumen Besluit van den Gouverneur-General van Nederlandsch-Indie van 29 September 1910. Besluit ini menegaskan tentang pemindahan Ibu Kota Afdeeling Bolaang Mongondow dari Kota Baru yang berada di wilayah kaki Gunung Sia' ke Kotamobagu yang kemudian menjadi cikal bakal Kecamatan Kotamobagu pada dekade 80an dan Kota Kotamobagu tahun 2007.
Gagasan pengabungan beberapa babakan waktu dan peristiwa menjadi satu kesatuan "tanggal, bulan, tahun" yang tunggal sebagai dasar penetapan HUT Kota Kotamobagu 19 Januari 1910 adalah hal yang lumrah dalam perspektif sejarah. Kita meminjam pendekatan sejarawan Inggris Bernard Lewis dalam karyanya "Sejarah: Diingat, Ditemukan Kembali, Ditemu-ciptakan".Â
Gagasan HUT Kota Kotamobagu yang mengunakan mengabungkan beberapa babakan waktu dan peristiwa memiliki relevansi dengan konsep "sejarah yang ditemu-ciptakan (invented history)" dalam karya Lewis di atas. Menurut Lewis (2009: 12) sejarah yang ditemu-ciptakan (invented history) adalah berupa sejarah yang diciptakan untuk kepentingan tertentu.
Gagasan HUT Kota Kotamobagu yang diambil dari beberapa peristiwa sengaja digabungkan agar sejarah Kota Kotamobagu tidak dirayakan hanya seremonial belaka, akan tetapi memiliki bobot sejarah yang lahir dan tumbuh sejak pertama Kotamobagu lahir hingga kini dipersiapkan sebagai ibu kota Provinsi Bolaang Mongondow Raya (BMR). Dengan mengabungkan berbagai peristiwa menjadi kesatuan HUT Kota Kotamobagu maka masa lalu dan masa kini Kotamobagu akan dibaca secara holistik bukan parsial serta memiliki nilai bukan semata seremonial belaka.
*Penulis adalah peneliti sejarah lokal Bolaang Mongondow Raya (BMR) di Sulawesi Utara. Menulis Buku Perlawanan Rakyat di Pedalaman Mongondow Tahun 1902 (Penerbit Ombak, 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H