Salah satu alasan yang da kemukakan adalah mengajar di sekolah dasar secara historis merupakan profesi yang didominasi perempuan dan dipandang sebagai lahan yang lebih "feminim". Â Menurutnya pada masa-masa awal pendidikan, perempuan dipandang lebih baik dalam hal mengasuh dan lebih cocok bekerja dengan anak-anak dibanding pria.
Saya mencoba membatah hipotesa tersebut, dengan mengatakan bahwa pria sama baiknya dalam hal mengasuh anak ketika masih dalam rentang usa sekolah dasar. Namun argumentasi saya mungkin harus dibuktikan lebih lanjut mengingat dalam prakteknya persepsi ini masih berlanjut hingga saat ini, meski saya menyakini belum tentu akurat.
Di lain kesempatan, saya berbincang dengan James yang merupakan suami dari rekan kerja saya di sekolah. Kepadanya saya menanyakan mengapa da tidak tertarik mengajar di sekolah dasar seperti halnya Hazel, istrinya. Saya menanyakan hal tersebut karena mengetahui James memiliki kualifikasi untuk berkerja di sekolah. Jawaban menohok disampaikan oleh James.
Menurut James tingkat gaji di sekolah lebih rendah dibandingkan dengan profesi yang dia geluti sekarang. Selain itu dia mengatakan bahwa dia tidak sabar dan telaten dalam menghadapi anak-anak. Dilema memang. Suara hati James mungkin mewakili sebagian besar argumentasi pria yang tidak ingin berkarya di sekolah dasar.
Pentingnya Laki-laki Dalam Pendidikan Dasar
Meskipun perempuan mendominasi pekerjaan sebagai guru di sekolah dasar, tetapi menurut saya kehadiran seorang guru laki-laki sangatlah penting. Setidaknya kehadiran guru laki-laki dapat membawa perspektif unik pada anak-anak di sekolah dasar.
Guru laki-laki dapat memberikan teladan bagi anak didiknya, baik laki-laki atau perempuan. Selain itu, kehadiran guru laki-laki dapat menghilangkan stereotip gender di dalam kelas.
Kehadiran guru laki-laki, menurut saya dapat memberikan sudut pandang berbeda terhadap beberapa topik misalnya kepemimpinan dan kemandirian. Kedua topik ini rasanya lebih tepat dibawakan oleh guru pria dibanding guru perempuan. Selain itu, guru pria diharapkan dapat memberikan balance pengetahuan kepada anak didik sehingga pada akhirnya anak didik dapat mengetahui perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan.
Saya menyakini guru laki-laki akan dapat menjadi teladan positif bagi anak laki-laki. Dalam masyarakat kita, anak laki-laki sering kali tidak mempunyai panutan sosok laki-laki yang kuat dalam kehidupan mereka. Kehadiran guru laki-laki sejak dini diharapkan dapat membantu mengisi kekosongan ini dan menunjukkan kepada anak laki-laki apa artinya menjadi laki-laki yang baik.
Program Meningkatkan Jumlah Guru Pria
Guna mengatasi kekurangan tenaga pengajar pria, pemerintah Amerika Serikat meluncurkan beberapa program untuk meningkatkan rasio guru pria di sekolah dasar. Beberapa program yang diluncurkan antara lain The Call Me Mister dan B.E.S.T. For Men (Black Elementary School Teachers). Keberhasilan progam-program tersebut mulai dirasakan oleh pihak sekolah dan orang tua siswa.