Mohon tunggu...
Dionisius Yusuf
Dionisius Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang pendidik

Seseorang yang sedang belajar menulis tentang banyak hal, silahkan colek saya di IG @ichbindion, dan FB Dionisio Jusuf

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengenal Whittier, Kota di Mana Seluruh Penduduknya Tinggal dalam Satu Atap

31 Desember 2023   18:57 Diperbarui: 2 Januari 2024   01:41 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu sisi jalan menuju Whittier (dok pribadi)

Seperti halnya teman-teman di tanah air, saya pun sedang menikmati masa libur Natal dan Tahun baru. Tetapi tidak seperti teman-teman yang bisa langsung tancap gas kemana saja dengan cepatnya, saya disini masih harus melirik perkiraan cuaca, apakah hari ini, esok atau lusa akan terjadi badai salju atau tidak. Bulan Desember adalah bulan dimana kami disini (Alaska) harus berjuang melawan ganasnya badai salju yang tidak segan-segannya menghantam bumi Alaska bahkan datangnya terkadang tidak mengenal waktu.

Pada 27 Desember 2023, saya melihat perkiraan cuaca yang menginformasikan bahwa cuaca di Anchorage pada tanggal 28 Desember sedang bersahabat. Tidak akan terjadi badai sajlu. Matahari juga akan muncul dan menyinari tanah Alaska, meskipun hanya beberapa jam saja. Tapi itu sudah lebih dari cukup buat kami yang tinggal di Alaska.

Pada musim dingin kami terbiasa menghadapi hari-hari dingin dengan suhu dibawah 0 derajat bahkan bisa menyentuh minus 20 derajat. Begitu mengetahui bahwa suhu sedang tidak terlalu dingin dan mendapat sinar matahari, saya langung berteriak dalam hati, yes! Ini waktunya untuk ngetrip.

Tak perlu menunggu lama, saya langsung menghubungi salah satu teman baik saya di sini (Merry) untuk diajak bergabung dalam trip kali ini. Merry mengusulkan agar saya melakukan perjalanan ke kota Whittier. Dia mengatakan bahwa kota Whittier unik dan sangat menakjubkan.  Akhirnya saya sepakat dengannya untuk mengunjungi kota Whittier. Selain saya belum pernah berkunjung ke Whittier, saya pun tertarik dengan cerita Merry tentang keunikan kota tersebut.

Sekilas Tentang Kota Whittier

Setelah memastikan akan mengunjungi Whittier, saya pun mencari informasi mengenai kota Whittier. Dari literatur yang saya baca, saya mengetahui bahwa kota Whittier adalah salah satu kota terkecil dan terpencil di Alaska yang terletak di ujung Passage Canal di Prince William Sound dengan jumlah penduduk hanya 273 jiwa pada tahun 2021.

Whittier di dirikan pada tahun 1969 dan awalnya adalah tempat yang digunakan sebagai pangkalan militer Amerika Serikat pada perang Dunia ke-2. Whittier hanya berjarak 60 miles atau sekitar 92 km dari tempat tinggal kami (Anchorage).

Perjalanan dari Anchorage menuju Whittier adalah sekitar dua jam (pada musim dingin) dengan menggunakan kendaraan mobil. Karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya, sehingga saya memutuskan untuk melakukan perjalanan pulang pergi. Saya merencanakan berangkat pagi hari dan pulang pada sore harinya.

Pada musim dingin seperti saat ini, perjalanan dengan mobil adalah pilihan paling tepat untuk mengunjungi Whittier. Sedangkan pada musim panas antara bulan Mei sampai September, para pelancong dapat menggunakan kapal pesiar untuk mengunjungi Whittier.

Perjalanan Anchorage ke Whittier 

Satu sisi jalan menuju Whittier (dok pribadi)
Satu sisi jalan menuju Whittier (dok pribadi)

Setelah membereskan bekal keperluan perjalanan, pada sekitar pukul 09.30 AKST (Alaska Standard Time), saya bersama dua orang keponakan berangkat dengan mobil menuju apartemen Merry. Sampai di apartemen ternyata Merry sudah siap dengan segala perlengkapan untuk trip ke Whittier.

Pertualangan musim dingin ke Whittier pun di mulai. Saya lalu memacu mobil ke arah selatan Acnhorage menuju jalur Seward Highway. Jalur ini adalah satu-satunya jalur menuju Whittier. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan alam yang sangat menakjubkan laksana potongan-potongan surga jatuh ke bumi. Boleh dikatakan ini adalah jalur paling indah di belahan selatan bumi Alaska.

Kami melewati jalur Turnagain Arm yang terkenal spektakular indahnya, Tidak salah jika banyak orang menjuluki jalur ini seperti laksana lukisan alam yang banyak dijumpai di kalender-kalender.

Turnagain Arm diberi nama "River Turnagain" oleh Kapten James Cook pada tahun 1778 ketika dia harus berbalik arah setelah gagal dalam mencari Jalur Barat Laut. Karena air pasang yang sangat deras, dia mengira itu adalah sungai yang ternyata bukan.

Di sisi sebelah Turnagain Arm, tampak pegunungan Chugach yang kokoh berdiri diselimuti salju tebal. Dalam perjalanan ini, kami dapat menyaksikan keindahan Pegunungan Chugach bermil-mil jauhnya. Sungguh menakjubkan!

Barisan pegunungan Chugach (dok pribadi)
Barisan pegunungan Chugach (dok pribadi)
Jalur Terowongan (Tunnel) Menuju Whittier

Sekitar pukul 12.15 AKST kami tiba di pos penjagaan terowongan menuju Whittier. Kami diberhentikan oleh petugas jaga dan ditanyakan hendak kemana. Saya menjawab bahwa kami hendak menuju Whittier, lalu petugas tersebut mengatakan bahwa kami harus membayar $13 untuk melintasi terowongan.

Setelah membayar, petugas tersebut juga memberitahukan bahwa kecepatan maksimal kendaraan adalah 25 mil per jam dan lampu mobil harus terus dinyalakan sepanjang perjalanan melintasi terowongan. Dan da menginformasikan bahwa pada hari ini pelintasan terowongan berikutnya ke Whittier baru dibuka pada pukul 13.40 AKST. Petugas tersebut juga mengingatkan bahwa jadwal terowongan terakhir dari Whittier ke arah Anchorage adalah pada pukul 21.15 AKST.

Damm! Berarti kami harus menunggu satu jam lebih. Sambil menunggu terowongan dibuka, akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat sambil menyantap makanan untuk makan siang yang sudah disiapkan dari rumah. Sesudah menyelesaikan makan siang, kami beristirahat sebentar melepas lelah di dalam mobil.

Tidak ada satu pun dari kami yang keluar dari mobil. No way! cuaca saat itu sangat dingin dan angin bertiup sangat kencang.  Oh ya guys, tempat pemberhentian mobil sebelum menuju Whittier tersebut juga dilengkapi toilet pria dan Wanita sehingga memudahkan pengunjung yang hendak ke toilet.

Tepat pada pukul 13.40 AKST, terowongan yang dikenal juga dengan Anton Anderson Memorial Tunnel dibuka untuk arah Anchorage ke Whittier. Saya pun segera melarikan mobil ke arah terowongan. Perlahan-lahan mobil saya memasuki terowongan berjalur tunggal sejauh 2.5 mil tersebut. Jalur tunggal ini selain digunakan oleh mobil dan truk juga dipergunakan oleh kereta api dari arah Anchorage menuju Whittier atau sebaliknya.

Sepanjang perjalanan tampak sinyal-sinyal yang memperlihatkan kecepatan mobil kita. Jika kecepatan mobil melewati batas 25 mil per jam, maka kita akan mendapatkan ticket (denda) dari pemerintah. Setelah 20 menit melintasi terowongan, tampak sinar dari arah depan mobil, itu tanda berakhirnya lintasan terowongan. Menakjubkan bagi saya yang baru pertama melintasi dan mengendarai mobil melewati terowongan sejauh ini.

Menuju terowongan Anton Anderson (dok pribadi)
Menuju terowongan Anton Anderson (dok pribadi)
Bangunan "Hantu" Gedung Buckner

Salah satu tempat wisata yang kami kunjungi adalah Gedung Buckner. Namun, kami tidak dapat memasuki gedung ini karena ada larangan memasuki gedung ini. Dulunya, gedung Buckner digunakan sebagai adalah barak bagi tantara Amerika Serikat pada perang dunia ke-dua. 

Tampak dari kejauhan gedung ini sudah bobrok, terbengkalai dan tidak berpenghuni. Meskipun demikian, bagi warga Whittier, Gedung Buckner adalah saksi sejarah simbol kekuatan dan ketahanan Alaska pada perang dunia ke-dua. Hingga saat ini, Gedung Bucker senantiasa dikunjungi oleh turis yang datang ke Whittier.

Begich Tower Satu-satunya Tempat Tinggal di Seluruh Whittier

Setelah dari Gedung Buckner, kami lalu menuju salah satu keunikan di kota Whittier yang mungkin tidak dimiliki oleh kota-kota lainnya di dunia, yaitu Begich Tower yang memiliki 14 lantai. Mengapa dikatakan unik? Karena di kota Whittier, inilah satu-satunya tempat tinggal bagi seluruh warga kotanya. Artinya seluruh penduduk tinggal dalam satu atap.

Gedung ini dibangun pada tahun 1957 oleh militer Amerika Serikat selama perang dingin yang pada mulanya berfungsi sebagai barak sederhana. Ketika militer Amerika pergi dari Whittier, Alaska Railroad mengambil alih gedung ini dan dijadikan hunian buat seluruh warga Whittier hingga sekarang.

Ketika kami sampai ke Begich Tower, kami lalu memasuki gedung tersebut. Di lantai dasar, kami dapat melihat sejarah berdirinya gedung ini melalui tampilan foto-foto yang ditempel di dinding gedung. Kami juga bertemu dua gadis penghuni gedung yang beretnis Samoa. Mereka tampak asyik ber Tiktok ria. Lalu kami menyusuri lorong lantai dasar dan mendapati fasilitas atm, laundry, kantor pos, kantor pemerintahan kota Whittier, ruangan penyimpanan sepeda, dan Kozy Korner Store.

Selain fasilitas diatas, gedung ini juga dilengkapi dengan sekolah, gereja, rumah sakit sampai kantor pos polisi. Setelah dari lantai dasar, kami ingin menaiki lift ke lantai dua, namun terdapat tulisan bahwa lantai dua sampai 14 adalah lokasi hunian warga sehingga kami dilarang untuk menaikinya.

Begich Tower, satu atap untuk semua (dok pribadi)
Begich Tower, satu atap untuk semua (dok pribadi)

Saya tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya tinggal di gedung tersebut, apakah mereka merasa terisolasi? Namun dari pembicaraan dengan gadis Samoa yang saya temui, dia mengatakan bahwa mereka tidak merasa terisolasi karena tinggal di gedung ini. Hal ini dikarenakan apa saja yang dibutuhkan tersedia di gedung ini. Bahkan dia mengatakan ada beberapa warga penghuni gedung bahkan tidak keluar berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan dari gedung. What? Dia menambahkan, "We're all family here." 

Trip kali ini mengingatkan saya pada satu quote dari Roy M. Goodman,"Remember that happiness is a way of travel -- not a destination."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun