Tepat pada pukul 13.40 AKST, terowongan yang dikenal juga dengan Anton Anderson Memorial Tunnel dibuka untuk arah Anchorage ke Whittier. Saya pun segera melarikan mobil ke arah terowongan. Perlahan-lahan mobil saya memasuki terowongan berjalur tunggal sejauh 2.5 mil tersebut. Jalur tunggal ini selain digunakan oleh mobil dan truk juga dipergunakan oleh kereta api dari arah Anchorage menuju Whittier atau sebaliknya.
Sepanjang perjalanan tampak sinyal-sinyal yang memperlihatkan kecepatan mobil kita. Jika kecepatan mobil melewati batas 25 mil per jam, maka kita akan mendapatkan ticket (denda) dari pemerintah. Setelah 20 menit melintasi terowongan, tampak sinar dari arah depan mobil, itu tanda berakhirnya lintasan terowongan. Menakjubkan bagi saya yang baru pertama melintasi dan mengendarai mobil melewati terowongan sejauh ini.
Bangunan "Hantu" Gedung Buckner
Salah satu tempat wisata yang kami kunjungi adalah Gedung Buckner. Namun, kami tidak dapat memasuki gedung ini karena ada larangan memasuki gedung ini. Dulunya, gedung Buckner digunakan sebagai adalah barak bagi tantara Amerika Serikat pada perang dunia ke-dua.Â
Tampak dari kejauhan gedung ini sudah bobrok, terbengkalai dan tidak berpenghuni. Meskipun demikian, bagi warga Whittier, Gedung Buckner adalah saksi sejarah simbol kekuatan dan ketahanan Alaska pada perang dunia ke-dua. Hingga saat ini, Gedung Bucker senantiasa dikunjungi oleh turis yang datang ke Whittier.
Begich Tower Satu-satunya Tempat Tinggal di Seluruh Whittier
Setelah dari Gedung Buckner, kami lalu menuju salah satu keunikan di kota Whittier yang mungkin tidak dimiliki oleh kota-kota lainnya di dunia, yaitu Begich Tower yang memiliki 14 lantai. Mengapa dikatakan unik? Karena di kota Whittier, inilah satu-satunya tempat tinggal bagi seluruh warga kotanya. Artinya seluruh penduduk tinggal dalam satu atap.
Gedung ini dibangun pada tahun 1957 oleh militer Amerika Serikat selama perang dingin yang pada mulanya berfungsi sebagai barak sederhana. Ketika militer Amerika pergi dari Whittier, Alaska Railroad mengambil alih gedung ini dan dijadikan hunian buat seluruh warga Whittier hingga sekarang.
Ketika kami sampai ke Begich Tower, kami lalu memasuki gedung tersebut. Di lantai dasar, kami dapat melihat sejarah berdirinya gedung ini melalui tampilan foto-foto yang ditempel di dinding gedung. Kami juga bertemu dua gadis penghuni gedung yang beretnis Samoa. Mereka tampak asyik ber Tiktok ria. Lalu kami menyusuri lorong lantai dasar dan mendapati fasilitas atm, laundry, kantor pos, kantor pemerintahan kota Whittier, ruangan penyimpanan sepeda, dan Kozy Korner Store.
Selain fasilitas diatas, gedung ini juga dilengkapi dengan sekolah, gereja, rumah sakit sampai kantor pos polisi. Setelah dari lantai dasar, kami ingin menaiki lift ke lantai dua, namun terdapat tulisan bahwa lantai dua sampai 14 adalah lokasi hunian warga sehingga kami dilarang untuk menaikinya.