Mohon tunggu...
Dionisius Yusuf
Dionisius Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang pendidik

Seseorang yang sedang belajar menulis tentang banyak hal, silahkan colek saya di IG @ichbindion, dan FB Dionisio Jusuf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Catatan Kecil Sang Pendidik Part 01: Mimpi Dimulai Dari Sini (Alaska)

28 Desember 2023   17:42 Diperbarui: 28 Desember 2023   17:48 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Williwaw Elementary School Anchorage (dok pribadi)

Selepas makan siang dan siap-siap melanjutkan pekerjaan, saya mendengar ada pangggilan telepon masuk dari mobile phone.  Segera saya angkat telepon tersebut dan terdengar suara perempuan yang memperkenalkan diri bahwa da adalah HRM (Human Resources Management) dari Anchorage School District (ASD). 

Dia menanyakan apakah saya bersedia mengikuti proses interview untuk mengisi salah satu posisi di sekolah yang berada di bawah naungan mereka. 

Saya dengan senang hati menyanggupi permintaan tersebut.  Lalu dia memberitahukan tanggal dan waktu wawancara serta akan mengirimkan link zoom sehari sebelum wawancara berlangsung.

Anchorage School District adalah distrik sekolah lokal yang menaungi kota Anchorage dan sekitarnya yang berada di negara bagian Alaska.   Kalau di Indonesia, ASD mungkin setingkat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang melayani wilayah kabupaten atau kotamadya.

Menurut data dari usnews.com (Desember, 2023), ASD saat ini mengoperasikan 97 sekolah dari preschools sampai high schools dengan jumlah siswa 43,054 orang.  

Sama seperti school district lainnya di Amerika Serikat, ASD beroperasi sebagai unit pemerintah daerah yang independen berdasarkan pemberian wewenang dan dalam batas geografis yang sudah ditetapkan oleh undang-undang negara bagian Alaska. 

Di Amerika Serikat, sebagian besar distrik sekolah beroperasi sebagai unit pemerintah daerah yang independen dengan wewenang eksklusif atas operasional dan kebijakan pendidikan publik sampai pada level K-12. 

Siswa memulai pendidikan formal pada usia lima atau enam tahun dan siswa harus menempuh pendidikan dari TK (kinderganten) hingga high school sampai K-12 sebelum mereka diperbolehkan memasuki perguruan tinggi atau universitas.

Tepat satu minggu setelah panggilan wawancara, pada hari ini, 19 Juni 2023, saat yang paling mendebarkan akan berlangsung. Meskipun sudah puluhan kali ikut wawancara waktu masih di Indonesia, perasaan tidak karuan menghantui pada hari ini. 

Saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan berharga ini. Ini adalah pertama kalinya saya mengikuti wawancara untuk melamar pekerjaan pada salah sekolah di negara Paman Sam.  

Tepat pukul 17.00 EST (Eastern Standard Time), saya memulai proses interview. Seperti yang disampaikan pada email pemberitahuan bahwa wawancara hanya akan berlangsung setengah jam, dan itu benar-benar terjadi. Tidak sampai setengah jam, wawancara sudah berakhir.

Proses wawancara berlangsung dengan santai dan rilex. Ada tiga orang yang mewawancarai saya, yaitu principal (kepala sekolah), vice principal (wakil kepala sekolah) dan seorang guru. 

Ketika wawancara berlangsung, saya mengetahui bahwa saya akan ditugaskan sebagai Paraprofessional Educator di Williwaw Elementary School (jika saya diterima). 

Selama wawancara, pewawancara menanyakan mengapa saya memilih berkarya di sekolah dasar bukan di sekolah menengah atas. Hal ini dikarenakan mereka membaca Curriculum Vitae (CV) yang menginformasikan bahwa saya memiliki pengalaman mengajar sebagai dosen di perguruan tinggi di Indonesia selama tujuh tahun. 

Selain itu mereka juga menanyakan mengapa saya memilih mengabdi di negara bagian Alaska yang sangat jauh dari tempat tinggal saya saat ini (waktu melamar saya berdomisili di New Jersey). 

Saya lalu menjelaskan alasan mengapa saya tertarik  mengajar dan berkarir di Alaska terutama pada sekolah dasar bukan di high school atau middle school.

Ketika wawancara berlangsung, principal menanyakan apakah saya mau mencoba posisi sebagai Paraprofessional Educator Special Education. Saya lalu menanyakan apa perbedaan dengan posisi yang saya lamar sebelumnya sebagai Paraprofessional Educator Resources.  Dia lalu menjelaskan perbedaannya antara posisi yang dilamar dengan tawaran yang diberikan. 

Satu yang saya tangkap saat itu adalah  durasi bekerja yang lebih lama pada posisi yang da tawarkan. Tanpa berpikir panjang lagi, saya lalu mengiyakan untuk posisi yang ditawarkan. 

Dalam hati saya berkata, lumayan beda satu jam per hari, berarti ada selisih lima jam per minggu. Tinggal dihitung saya berapa penghasilan tambahan yang diperoleh dengan mengambil posisi baru tersebut. 

Perlu diketahui bahwa posisi yang saya lamar dibayarnya per jam sesuai dengan waktu kerja. Tanpa terasa waktu wawancara telah usai.  Saya pun dipersilahkan bertanya jika ada yang ingin ditanyakan. Lalu dengan basa basi, saya menanyakan proses rekruitmen setelah proses wawancara ini. 

Ternyata guys, tidak ada tahapan selanjutnya setelah wawancara hari ini. Jika saya dianggap layak, maka saya akan diberikan letter of offer dan bisa langsung bekerja.

Dalam hati saya berkata, beda sekali dengan proses rekruitmen di tanah air yang begitu ribet dan terkadang sangat menyebalkan. Banyak tes yang harus dilalui. Belum lagi tenaga, waktu dan biaya yang harus dikeluarkan dan disediakan. 

Saya jadi ketawa sendiri mengingat masa-masa dahulu ketika saya harus mengalami fase tersebut di tanah air. Saya pernah menjalani lima tahapan untuk diterima sebagai karyawan di salah satu perusahaan di tanah air mulai dari proses seleksi administrasi, psikotest, Tes Potensi Akademik (TPA), wawancara berkali-kali sampai tes kesehatan. 

Semoga di masa-masa mendatang proses penerimaan karyawan di tanah air tidak serumit sekarang karena hidup ini sudah rumit coy, so jangan dibikin susah lagi.

Sepuluh hari kemudian, (29 Juni 2023), saya menerima email pemberitahuan dari HRM Anchorage School District yang memberitahukan bahwa saya diterima sebagai Paraprofessional Educator Special Education di Williwaw Elementary School.  

Antara percaya dan tidak percaya ketika saya menerima dan membaca email tersebut.  Puji Tuhan atas segala rahmat dan berkat yang diberikan sehingga saya diberikan kesempatan untuk bekerja "kembali" sebagai seorang pendidik  meski bukan di tanah air. 

Dalam email tersebut dilampirkan juga letter of offer dari ASD.   Offer letter berisi berbagai macam informasi, seperti gaji yang diterima per jam, tanggal masuk bekerja, nama supervisor, tanggungjawab pekerjaan serta benefit-benefit yang akan diperoleh.  

Parah abis guys, ternyata benefit yang diterima sebagai karyawan di ASD sangat banyak, antara lain jaminan kesehatan, pemeriksaaan mata dan gigi, tunjangan pensiun, asuransi jiwa, paid time off (PTO), dan beasiswa kalau kita ada niat untuk melanjutkan studi lanjut.

Oh ya guys, benefit-benefit tersebut baru bisa saya nikmati kalau saya sudah melewati masa percobaan selama tiga bulan. Setelah membaca offer letter tersebut, mata saya berkaca-kaca dan tak henti-hentinya bersyukur atas kesempatan ini.  

Saya lalu berandai-andai, jika saja gaji dan benefit yang diterima para pendidik di tanah air seperti yang tertera di offer letter tersebut, saya yakin dunia pendidikan di tanah air akan melesat jauh tidak seperti sekarang ini.  Ah itu hanya mimpi...

Berhubung saya harus memulai kerja pada tanggal 14 Agustus 2023, maka saya memutuskan untuk berangkat ke Anchorage, Alaska pada pertengahan bulan Juli 2023.  

Saya lalu mem-booking tiket one way dengan tujuan Anchorage International Airport dari Philadelphia International Airport untuk keberangkatan pada tanggal 20 Juli 2023.  

Gila coy, perjalanan jauh harus saya hadapi untuk sampai di Anchorage, yaitu sekitar 10 jam. Tibalah saatnya dimana saya harus  memulai petualangan baru sebagai seorang pendidik di tanah yang nan jauh disana, Alaska. 

Tanah yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh saya. Jujur guys, mimpi pun tidak pernah terlintas bahwa saya suatu saat nanti akan menapakkan kaki di tanah Alaska.  Tapi ini real, bukan mimpi!

Pada hari yang sudah dinantikan, 20 Juli 2023, saya memulai petualangan baru. Setelah transit beberapa jam di Minneapolis--Saint Paul International Airport, tibalah saya di tanah Alaska untuk pertama kalinya. Saya dijemput oleh salah seorang teman dari Indonesia ketika saya tiba di Anchorage. 

Dia juga berprofesi sebagai teacher's assistant di ASD. Setelah melepas lelah beberapa hari lamanya, saya mulai mengurus semua berkas yang dibutuhkan oleh ASD sebelum saya secara resmi diperbolehkan bekerja di sekolah.

Beberapa berkas yang harus saya penuhi antara lain Alaska Interested Person's Report dan Fingerprints. Alaska Interested Person's Report didapatkan dari Alaska Department of Public Safety, Statewide Services.

Surat ini berisi laporan informasi catatan sejarah kriminal dari seseorang. Sedangkan fingerprints adalah pengambilan sidik jari (biometric). Setelah mendapatkan kedua dokumen tersebut, saya lalu menyerahkan seluruh berkas kepada HRM Anchorage School District. 

Pada saat itu juga, saya diberikan akses untuk masuk ke sekolah dan kontak person dari principal serta diberitahukan bahwa mulai tanggal 14 Agustus 2023 saya sudah dapat mulai bekerja. 

Saya juga diberitahukan bahwa jam kerja saya adalah dari pukul 08.30 AKST (Alaska Standard Time) sampai 16.00 AKST dengan waktu istirahat 45 menit. Semua proses sangat mudah dan cepat.

Selesai menyantap sarapan pagi, saya melirik jam di tanganku ternyata waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Saya bergegas menuju mobil dan memanaskan mesin mobil. Ini adalah rutinitas pertama yang menanti di pagi hari mulai hari ini (14 Agustus 2023). 

Setelah beberapa menit lamanya, saya lalu memacu mobil menuju Williwaw Elementary School. Jarak antara apartemen dengan sekolah hanya sekitar 9 menit dengan berkendara mobil. Tidak ada macet guys!. Mobil menari diatas aspal dengan lancar. 

Sebelum pukul 08.30, saya sudah tiba di sekolah. Saya lalu masuk ke sekolah dan bertanya dimana ruang principal. Akhirnya salah satu staf sekolah mengarahkan saya kepada ruangan principal. Saya lalu diajak berbicara beberapa saat sebelum diajak oleh principal mengunjungi seluruh fasilitas dan sarana yang ada di sekolah.

Takjub dan kagum ketika saya diajak memutari dan melihat fasilitas dan sarana yang ada di sekolah tersebut. Banyak fasilitas yang tersedia dan dapat dipergunakan oleh para siswa, antara lain ruang musik, olahraga, science, library, bahasa, safety place, auditrium dan art. 

Selain itu, tersedia halaman bermain yang sangat luas untuk anak-anak ketika recess (waktu Istirahat). Mereka dapat bermain dan beraktivitas pada halaman tersebut. 

Oh ya guys, tersedia juga ruangan pengobatan yang dilengkapi dengan seorang nurse. Sekolah ini juga menyediakan laundry room yang dapat dipergunakan oleh para guru.

Halaman parkir buat guru dan staf (dok pribadi)
Halaman parkir buat guru dan staf (dok pribadi)

Setelah selesai memutari sekolah dan diperkenalkan kepada para staf dan guru, saya lalu diajak ke kelas dimana saya akan mulai mengajar. Pada saat masuk ke kelas tersebut, nampak dua orang perempuan (Asia), lalu saya diperkenalkan principal kepada mereka. 

Kedua orang tersebut ternyata adalah guru seperti saya. Luar bias kelas yang saya masuki tersebut guys. Kelasnya ditata sangat rapi dan ciamik. Di dalam kelas juga tersedia toilet. 

Berhubung hari ini belum ada kelas, maka saya belum bisa menemui anak-anak saya tersebut. Saya mengakhiri hari pertama dengan banyak mendengar penjelasan dari kedua rekan kerja saya tersebut.

Menjelang waktu kepulangan, saya merenung dan membayangkan andaikan saja sekolah-sekolah di tanah air tercinta bisa dirancang seperti disini, sepertinya mutu dunia pendidikan negara kita akan sangat maju.Tidak perlu 100 persen seperti disini, mungkin sepertiganya saja, itu sudah sangat membanggakan. 

Pikiran saya jadi menerawang jauh ke salah satu kota di perbatasan Kalimantan tempat dimana saya pernah mengabdi dahulu sebagai dosen dan beberapa kali saya berkunjung dan menginjakkan kaki ke beberapa sekolah di daerah tersebut. Satu kata, yuk bangkit!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun