Mohon tunggu...
Dionisius Yusuf
Dionisius Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang pendidik

Seseorang yang sedang belajar menulis tentang banyak hal, silahkan colek saya di IG @ichbindion, dan FB Dionisio Jusuf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Catatan Kecil Sang Pendidik Part 01: Mimpi Dimulai Dari Sini (Alaska)

28 Desember 2023   17:42 Diperbarui: 28 Desember 2023   17:48 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Williwaw Elementary School Anchorage (dok pribadi)

Proses wawancara berlangsung dengan santai dan rilex. Ada tiga orang yang mewawancarai saya, yaitu principal (kepala sekolah), vice principal (wakil kepala sekolah) dan seorang guru. 

Ketika wawancara berlangsung, saya mengetahui bahwa saya akan ditugaskan sebagai Paraprofessional Educator di Williwaw Elementary School (jika saya diterima). 

Selama wawancara, pewawancara menanyakan mengapa saya memilih berkarya di sekolah dasar bukan di sekolah menengah atas. Hal ini dikarenakan mereka membaca Curriculum Vitae (CV) yang menginformasikan bahwa saya memiliki pengalaman mengajar sebagai dosen di perguruan tinggi di Indonesia selama tujuh tahun. 

Selain itu mereka juga menanyakan mengapa saya memilih mengabdi di negara bagian Alaska yang sangat jauh dari tempat tinggal saya saat ini (waktu melamar saya berdomisili di New Jersey). 

Saya lalu menjelaskan alasan mengapa saya tertarik  mengajar dan berkarir di Alaska terutama pada sekolah dasar bukan di high school atau middle school.

Ketika wawancara berlangsung, principal menanyakan apakah saya mau mencoba posisi sebagai Paraprofessional Educator Special Education. Saya lalu menanyakan apa perbedaan dengan posisi yang saya lamar sebelumnya sebagai Paraprofessional Educator Resources.  Dia lalu menjelaskan perbedaannya antara posisi yang dilamar dengan tawaran yang diberikan. 

Satu yang saya tangkap saat itu adalah  durasi bekerja yang lebih lama pada posisi yang da tawarkan. Tanpa berpikir panjang lagi, saya lalu mengiyakan untuk posisi yang ditawarkan. 

Dalam hati saya berkata, lumayan beda satu jam per hari, berarti ada selisih lima jam per minggu. Tinggal dihitung saya berapa penghasilan tambahan yang diperoleh dengan mengambil posisi baru tersebut. 

Perlu diketahui bahwa posisi yang saya lamar dibayarnya per jam sesuai dengan waktu kerja. Tanpa terasa waktu wawancara telah usai.  Saya pun dipersilahkan bertanya jika ada yang ingin ditanyakan. Lalu dengan basa basi, saya menanyakan proses rekruitmen setelah proses wawancara ini. 

Ternyata guys, tidak ada tahapan selanjutnya setelah wawancara hari ini. Jika saya dianggap layak, maka saya akan diberikan letter of offer dan bisa langsung bekerja.

Dalam hati saya berkata, beda sekali dengan proses rekruitmen di tanah air yang begitu ribet dan terkadang sangat menyebalkan. Banyak tes yang harus dilalui. Belum lagi tenaga, waktu dan biaya yang harus dikeluarkan dan disediakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun