Mohon tunggu...
Dionisius Yusuf
Dionisius Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang pendidik

Seseorang yang sedang belajar menulis tentang banyak hal, silahkan colek saya di IG @ichbindion, dan FB Dionisio Jusuf

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyerahkan Diri

8 Agustus 2020   12:29 Diperbarui: 8 Agustus 2020   12:25 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mengobrol dengan si mbak “Lampung”, tidak lama kemudian datanglah seorang petugas IGD. Petugas tersebut dengan ramah bertanya apakah saya sudah makan atau belum.Saya seketika bilang belum makan. 

Tidak lama kemudian, petugas tersebut mengantarkan nasi box dengan sebotol air mineral. Lauknya lumayan untuk ukuran saya. Cukup lengkap. Ada nasi, ayam, sayur, buah dan sebotol Yakult. Setelah makan, lalu saya disuruh untuk mengikuti rekam jantung dan rontgen paru-paru. 

Sebelumnya melakukan kedua tes tersebut, saya terlebih dahulu diambil darahnya oleh nurse yang bertugas di ruang IGD. Setelah proses pemeriksaan, saya lalu kembali ke tempat tidur di IGD. Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya petugas tersebut mengatakan bahwa saya sudah boleh pindah ke kamar. Tepatnya di lantai 18 kamar no. 11.

Ketika saya mau pindah ke lantai rawat inap, betapa kagetnya saya, bangsal yang tadinya cuma 3 orang, sekarang sudah full occupied. Bahkan disebelah saya yang tadinya diisi oleh si mbak (yang ternyata sudah pindah dulu ke ruang rawat inal) sudah terisi oleh satu keluarga. 

Sepasang suami istri dengan dua anak perempuannya yang masih sangat kecil usianya. Saya sempat bertanya singkat kepada ibu kedua anak tersebut, apakah kedua anaknya terinfeksi Covid-19, dengan nada lemah si ibu mengatakan ya. 

Saat itu, seluruh ruang di IGD penuh. Dahsyat. Artinya apa? Fase kedua mungkin sudah datang karena hanya dalam hitungan jam, jumlah pasien positif bertambah dengan cepat. Dan mostly yang datang itu tampak pada sehat layaknya orang tidak sakit.

Setelah mendapat konfirmasi dari petugas bahwa saya siap dipindahkan ke ruang rawat inap, lalu dengan ditemani oleh seorang petugas, saya diantar ke kamar “istirahat”. 

Fasilitas kamar di ruang yang saya tempati, super okay! Ukuran kamar berukuran 3 x 3 meter (isi dua bed), tetapi hanya boleh ditempati oleh saya sendiri. Kamar yang saya tempati full AC. Di samping kamar saya terdapat satu kamar lagi (isi satu bed), tetapi pada hari itu masih kosong (tidak ada yang menempati). 

Di ruang tersebut terdapat kamar mandi, ruang tamu, tempat jemur baju dan tempat buat memasak. Dalam hati, saya berkata, wah ini tempat layaknya apartemen tipe 36. Tapi dari itu semua fasilitas yang tersedia, saya paling senang adalah ketersediaan koneksi internet. Free wifi 24 jam dengan kecepatan yang menurut saya lebih dari cukup.

 Suara adzan magrib sudah berkumandang, dan Ketika saya melirik jam di tangan kiri saya, ternyata sudah pukul 6 malam. Seketika saya bangun dari tidur saya dan bergegas keluar ruangan untuk mengambil jatah makan malam (ketika saya dibawa ke lantai rawat inap, petugas yang menyertai saya sudah menginfokan bahwa makan malam akan tersedia mulai pukul 6 malam). 

Saya berjalan keluar dengan santai dan belum beberapa langkah dari kamar, saya bertemu dengan pasien lain. Dia bertanya, apakah saya sudah mengambil makan malam atau belum. Saya menjawab belum. Lalu dia menunjukkan tempat untuk mengambil makan malam. Lalu saya mengikuti arah yang diberitahu oleh pasien tadi. Dan sampailah saya ditempat pengambilan makan malam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun