Yogyakarta menjadi salah satu kota yang sering digempur oleh pasukan Belanda. Hal ini dikarenakan Yogyakarta menjadi sentral utama pemerintahan kala itu, setelah keputusan memindahkan ibu kota dari Jakarta.Â
Maka dari itu, berbagai cara para pejuang Indonesia mempertahankan kemerdekaan telah lakukan. Salah satunya melalui pangkalan udara Maguwo yang sekarang menjadi Bandara Adisutjipto.Â
Pangkalan Udara Maguwo menjadi saksi perlawanan balik para pejuang melawan Belanda lewat jalur udara. Lantas bagaimana kisahnya?
Kisah 7 Kadet yang Melawan Perintah
Kisah ini berawal dari para kadet yang mempunyai tekad dan keinginan yang lebih untuk melawan pasukan Belanda. Akan tetapi kesempatan itu tak pernah diberikan oleh atasannya. Tugas mereka hanya membuat pesawat umpan dan memperbaiki pesawat yang rusak.
Mereka memiliki keinginan lebih untuk menerbangkan pesawat dan menyerang pasukan Belanda. Alhasil, mereka menyelinap untuk menemukan pesawat-pesawat yang disembunyikan di hutan oleh pasukan Indonesia yang memiliki pangkat di atas para kadet.
Sebelum terlalu jauh, mungkin kita bisa berkenalan dulu siapa pemeran para kadet yang ada di film ini.Â
Nama para kadet tersebut adalah Sutardjo Sigit (Bisma Karisma), Mulyono (Kevin Julio), Suharnoko Harbani (Omara Esteghlal), Bambang Saptoadji (Marthino Lio), Sutardjo (Wafda Saifan), Kapoet (Fajar Nugra), dan Dulrachman (Chicco Kurniawan).
Para kadet menemukan satu pesawat yang berada dalam sebuah gubuk besar dan itu menarik perhatian mereka. Pesawat tersebut adalah pesawat Pangeran Diponegoro II. Pesawat Ini adalah pesawat bomber milik Jepang yang dirampas oleh pasukan Indonesia dan sudah dimodifikasi sedemikian rupa. Tapi, pesawat ini belum bisa mengudara dikarenakan pompa bahan bakarnya yang rusak.
Sigit, salah satu kadet merasa pernah melihat pesawat itu di sungai dekat rumahnya. Pada malamnya, Adji, Suharnoko, dan Sigit menemui pimpinan mereka yakni Laksda Adisutjipto untuk membicarakan hal tersebut. Tetapi mereka dilarang untuk pergi menuju tempat tersebut.
Lantas, pada malam itu juga Sigit, Adji, Sutardjo, dan Dulrachman menyelinap keluar untuk mencari bangkai pesawat Pangeran Diponegoro I. Pada akhirnya, bagian pesawat yang dicari dapat ditemukan. Bagian tersebut langsung dipasang di pesawat Pangeran Diponegoro II.