Opini PribadiÂ
Saya kira polemik seputar seleksi calon taruna Akpol dari Polda NTT bukan hanya mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap hasil seleksi, tetapi juga menyoroti masalah yang lebih besar dalam sistem rekrutmen kita.
Isu ini penting untuk dibahas karena menyentuh dua hal mendasar: integritas dan keadilan.
Pertama, pentingnya integritas dalam proses seleksi tidak bisa diremehkan. Ketika publik melihat adanya ketidakadilan, seperti yang diduga terjadi dalam kasus ini, kepercayaan terhadap institusi kepolisian bisa menurun drastis.
Proses seleksi yang seharusnya transparan dan berbasis meritokrasi tampak menjadi ajang nepotisme dan penyalahgunaan kekuasaan.
Kedua, keadilan dan representasi daerah juga menjadi pertanyaan besar. Dalam konteks Indonesia yang beragam, representasi dari setiap daerah menjadi penting untuk menjaga keseimbangan dan rasa keadilan.
Jika benar mayoritas kuota diambil oleh peserta dari luar daerah, ini tentu menjadi tamparan keras bagi masyarakat lokal yang merasa terpinggirkan di tanah mereka sendiri.
Dampak Bagi Masyarakat Dan InstitusiÂ
Dampaknya jelas tidak hanya pada individu-individu yang merasa dirugikan tetapi juga pada institusi kepolisian secara keseluruhan. Kepercayaan masyarakat terhadap Polri bisa terkikis jika praktik-praktik semacam ini dibiarkan terjadi.
Ini juga bisa mengurangi motivasi generasi muda dari daerah tertentu untuk mengikuti seleksi di masa depan, karena mereka merasa peluang mereka sangat kecil meski memiliki kemampuan yang baik.
Solusi Yang DitawarkanÂ