Mohon tunggu...
Dionisius Daniel Goli Sali
Dionisius Daniel Goli Sali Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas Dan Home Breading

Saya tertarik pada bidang Filsafat, Theologi, dan Budidaya Ayam Bangkok

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Beternak Ayam sebagai Terapi Healing

15 Juni 2024   21:51 Diperbarui: 16 Juni 2024   11:38 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo sahabat kompasianer. Apa yang ada di benak anda ketika mendengar kata "healing"?

Boleh saya tebak pikiran anda? Pikiran anda mungkin mengasosiasikan healing dengan jalan-jalan bersama keluarga ke pantai pada hari weekend.

Atau menghabiskan waktu "me time" bersama pasangan (pacar/suami-istri) di bioskop sambil "pantengin" film box office terbaru.

Atau sekedar makan bakso urat di angkringan pinggir jalan. Oke, semua itu bisa dikategorikan healing.

Healing memang telah mengalami pergeseran atau perluasan makna dari makna yang tadinya sempit, yang merujuk kepada proses penyembuhan batin atau psikis, dengan makna yang lebih related dengan kehidupan praktis sehari-hari.

Yaitu ketika kita melakukan hal-hal yang menyenangkan bagi kita secara pribadi di waktu-waktu luang kita.

Secara pribadi saya memilih beternak ayam sebagai media untuk healing. hal ini tidak terlepas dari hoby masa kecil saya yang suka ayam.

Dulu saat saya masih kecil, Almarhum papa dan mama beternak ayam. Ayam kami menyentuh angka ratusan ekor dan paling banyak diantara tetangga sekomplek.

Sisa-sisa hoby itu ternyata masih ada sampai saat ini meski telah terkubur belasan tahun dan dihimpit oleh segala aktivitas dan kesibukan.

Tapi karena benih hoby itu masih ada, saya kemudian mencoba untuk menghidupkan kembali hoby itu.

Saya mencatat beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan, jika kita memilih untuk healing dengan beternak ayam :


Pertama, hasil ternak kita bisa menjadi penopang bagi kebutuhan rumahan.

Sekedar sharing bagi para sahabat kompasianer. Secara pribadi keluarga kami pernah mengalami "kanker" alias kantong kering apalagi di tanggal-tanggal tua, yang ada hanya beras untuk dimasak, tak ada uang untuk beli lauk di pasar, maka telur ayam kampung di kandang menjadi alternatif pengganti lauk di pasar. Hehe

Kedua, telur dan daging adalah sumber gizi yang baik untuk tubuh manusia.

Telur dan daging ayam adalah sumber protein hewani. Selain protein, telur dan daging juga menghasilkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.

Kandungan asam amino dalam telur ayam, membantu pertumbuhan sel-sel dalam tubuh, juga meregenerasi sel-sel yang mati.

Mengkonsumsi telur dan daging membuat daya tahan tubuh kita lebih kuat, meningkatkan metabolisme, dan menjaga kesehatan jantung.

Ketiga, kegiatan beternak mengalihkan kita dari penggunaan waktu luang yang buruk.

Dewasa ini banyak orang kecanduan dengan game atau judi online yang dampaknya tentu saja buruk bagi ekonomi keluarga bahkan bagi mental pecandunya.

Dengan beternak, waktu luang kita terisi dengan kegiatan-kegiatan di kandang. Hal ini tentu mengalihkan kita dari penggunaan waktu luang yang salah.

4. Kegiatan ternak bisa menjadi kebiasaan yang positif untuk ditularkan kepada anak-anak kita.

Ada ungkapan yang berkata bahwa: "perilaku anak adalah cerminan dari kepribadian orang tua".

Saat ini saya memiliki seorang putra berusia 4 bulan, namanya Leonathan. Saya ingin Leon mewarisi hoby saya.

Tentu sebagai orang tua saya tidak boleh memaksa. Tapi dengan melihat kegiatan-kegiatan saya di rumah, Leon tentu akan merekam perilaku atau kebiasaan saya. Dan hal ini akan menumbuhkan rasa cintanya terhadap hewan ternak.

Nah demikian cara saya healing sahabat kompasianer. Bagaimana dengan anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun