Mohon tunggu...
Jonathan Kedley
Jonathan Kedley Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Siswa SDH

(^)o(^)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbandingan 2 Kerajaan Maritim Islam di Indonesia

17 Oktober 2019   23:59 Diperbarui: 22 November 2019   19:02 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi kerajaan Mataram Islam (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Medang)

Banten yang menjadi maju banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari Arab, Gujarat, Persia, Turki, Cina dan sebagainya. Di kota dagang Banten segera terbentuk perkampungan-perkampungan menurut asal bangsa itu, seperti orang-orang Arab mendirikan Kampung Pakojan, orang Cina mendirikan Kampung Pacinan, orang-orang Indonesia mendirikan Kampung Banda, Kampung Jawa dan sebagainya. Walaupun menjadi pusat perdagangan, Banten tidak memiliki satupun alat matirim yang unik / berbeda dari kesultanan maritim lainnya.

Sama seperti kebanyakan kerajaan, Banten juga dilemahkan karena adanya perang saudara dan perebutan kekuasaan. kemunduruan kerajaan Banten berawal dari  perebutan kekuasaan. Situasi ini dimanfaatkan oleh VOC dengan memihak kepada Sultan Haji. Akhirnya, Sultan ageng ditahan VOC dan Banten pun mulai melemah.

Kerajaan Banten mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Dimana, Banten membangun armada dengan contoh Eropa serta memberi upah kepada pekerja Eropa. Namun, Sultan Ageng Tirtayasa sangat menentang Belanda yang terbentuk dalam VOC dan berusaha keluar dari tekanan VOC yang telah memblokade kapal dagang menuju Banten. Selain itu, Banten juga melakukan monopoli Lada di Lampung yang menjadi perantara perdagangan dengan negara-negara lain sehingga Banten menjadi wilayah yang multi etnis dan perdagangannya berkembang dengan pesat.

Kerajaan Banten mengalami kemunduruan berawal dari perselisihan antara Sultan Ageng dengan putranya, Sultan Haji atas dasar perebutan kekuasaan. Situasi ini dimanfaatkan oleh VOC dengan memihak kepada Sultan Haji. Kemudian Sultan Ageng bersama dua putranya yang lain bernama Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf terpaksa mundur dan pergi ke arah pedalaman Sunda. Namun, pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng berhasil ditangkap dan ditahan di Batavia. Dilanjutkan pada 14 Desember 1683, Syekh Yusuf juga berhasil ditawan oleh VOC dan Pangeran purbaya akhirnya menyerahkan diri. Atas kemenangannya itu, Sultan Haji memberikan balasan kepada VOC berupa penyerahan Lampung pada tahun 1682. Kemudian pada 22 Agustus 1682 terdapat surat perjanjian bahwa Hak monopoli perdagangan lada Lampung jatuh ketangan VOC. Sultan Haji meninggal pada tahun 1687. Setelah itu, VOC menguasai Banten sehingga pengangkatan Sultan Banten harus mendapat persetujuan Gubernur Jendral Hindian Belanda di Batavia. Terpilihlah Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya sebagai pengganti Sultan Haji kemudian digantikan oleh Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Aabidin. Pada tahun 1808-1810, Gubernur Hindia Jenderal Belanda menyerang Banten pada masa pemerintahan Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin. Penyerangan tersebut akibat Sultan menolak permintaan Hindia Belanda untuk memindahkan ibu kota Banten ke Anyer. Pada akhirnya, tahun 1813 Banten telah runtuh ditangan Inggris.

Selama masa kepemimpinan lebih dari 3 abad, Kerajaan Banten memiliki beberapa bukti peninggalan yang menjadi kunci sejarah kejayaannya terdahulu, seperti berikut ini:

  • Masjid Agung Banten

Masjid agung Banten, salah satu masjid yang masih memiliki pengaruh hindu buddha (sumber : https://www.idntimes.com/travel/destination/rizna-m-hidayah
Masjid agung Banten, salah satu masjid yang masih memiliki pengaruh hindu buddha (sumber : https://www.idntimes.com/travel/destination/rizna-m-hidayah

Masjid Agung Banten adalah salah satu bukti peninggalan kerajaan Banten sebagai salah satu kerajaan Islam di Indonesia. Masjid yang berada di desa Banten Lama, Kecamaran Kaseman ini masih berdiri kokoh sampai sekarang. Masjid Agung Banten dibangun pada tahun 1652, tepat pada masa pemerintahan putra pertama Sunan Gunung Jati yaitu Sultan Maulana Hasanudin. Dari dulu sampai sekarang, fungsi dari masjid agung Banten tetaplah sama, yaitu sebagai tempat masyarakat beribadah, namun sekarang masjid agung Banten juga dapat dijadikan sebagai objek wisata turis, karena Masjid Agung Banten juga merupakan salah satu dari 10 masjid tertua di Indonesia yang masih berdiri sampai sekarang. Keunikan masjid ini yaitu bentuk menaranya yang mirip mercusuar dan atapnya mirip atap pagoda khas China. Selain itu, dikiri kanannya bangunan masjid tersebut ada sebuah serambi dan komplek pemakaman sultan Banten bersama keluarganya.

Masjid ini juga menjunjung sila ketiga dari pancasila, yaitu persatuan Indonesia, karena dengan menghargai Masjid Agung Banten, kita juga menghargai budaya dari agamanya, yang berujung dengan persatuan kokoh tanpa pandang tubuh, ras, agama, dll.

  • Istana Keraton Kaibon
  • Istana ini merupakan tempat tinggal bunda ratu Aisyah. Beliau merupakan ibunda dari Sultan Saifudin.
  • Istana Keraton Surosowan

Istana ini menjadi central pemerintahan Kerajaan Banten sekaligus tempat tinggal para sultan Banten.

Kerajaan Mataram (1586-1813)

Lokasi kerajaan Mataram Islam (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Medang)
Lokasi kerajaan Mataram Islam (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Medang)

Kerajaan Mataram Islam merupakan sebuah Kerajaan Islam yang berdiri di Pulau Jawa pada abad ke-16. Pada masa kejayaannya, Kesultanan Mataram menguasai seluruh tanah Jawa dan kawasan sekitarnya, termasuk Madura kecuali Batavia yang dikuasai oleh VOC.Kerajaan Mataram Islam berpusat di kawasan Kota Gede, Yogyakarta saat ini. Wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram sebelum tahun 1613 mencakup wilayah Kerajaan Pajang atau Jawa Tengah.Kemudian di bawah pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645) wilayah kekuasaan Mataram diperluas hingga mencakup kawasan Jawa Barat, sebagian Jawa Timur seperti Surabaya, Lasem, Pasuruan, Tuban dan Madura. Pada mulanya, kerjaan ini merupakan hadiah pemeberian dari raja Pajang untuk Ki Ageng Pemanahan, sebab jasanya yang telah mampu mengalahkan Arya Penangsang. Raja-raja yang pernah memimpin Mataram adalah :

  • Ki Ageng Pamanahan (1556-1584)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun