1. Hubungan Agribisnis dan Bela Negara
Wujud bela negara ialah cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan kesaktian Pancasila, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mempunyai kemampuan awal bela negara (Rahayu, 2019). Bela negara mencakup tidak hanya pertahanan fisik, tetapi juga kemandirian di berbagai aspek, termasuk ketahanan pangan. Ketahanan pangan adalah fondasi stabilitas negara, terutama di tengah ancaman global seperti perubahan iklim dan krisis energi. Dengan menciptakan ketahanan pangan yang kuat, Indonesia dapat menjaga stabilitas sosial dan ekonomi, yang mendukung keamanan nasional.
Agribisnis, yang mencakup seluruh rantai produksi dan distribusi hasil pertanian, memiliki peran sentral dalam menciptakan ketahanan pangan. Dalam Pelaknsanaanya agribisnis memainkan peran kunci menggerakan perekonomian (Sari, 2024) . Dengan mengembangkan sektor agribisnis, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan, mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga pangan global, dan menjaga kemandirian nasional. Selain itu, agribisnis yang maju dapat meningkatkan kesejahteraan petani, yang merupakan pilar utama stabilitas sosial. Dengan pendapatan yang lebih baik, petani dapat mengakses pendidikan dan layanan kesehatan yang lebih baik, meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan. Semua ini mendukung visi bela negara dalam membangun bangsa yang kuat dan mandiri.
2.Peran Generasi Muda dalam Pengembangan Agribisnis
Generasi muda memiliki potensi besar dalam mendorong kemajuan agribisnis. Dengan akses yang lebih luas ke teknologi dan jaringan global, mereka dapat berkontribusi signifikan dalam transformasi sektor ini. Salah satu peran penting generasi muda adalah memperkenalkan inovasi teknologi ke dalam praktik pertanian. Teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan big data dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih efisien. Contohnya, penggunaan drone untuk pemantauan lahan atau aplikasi berbasis smartphone untuk manajemen pertanian.
Generasi muda juga menjadi pionir dalam mendirikan start-up agribisnis yang kreatif. Mereka menciptakan solusi untuk meningkatkan produktivitas petani, memperpendek rantai distribusi, dan memperluas akses pasar bagi hasil pertanian lokal. Dengan cara ini, generasi muda mampu menghubungkan petani kecil dengan pasar yang lebih luas, menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Peran lainnya adalah sebagai pendidik dan penyuluh bagi petani, terutama di pedesaan. Mereka dapat membagikan pengetahuan tentang praktik pertanian modern, yang berpotensi meningkatkan hasil panen. Upaya ini membantu membangun komunitas pertanian yang lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan dan pasar. Selain itu, generasi muda dapat terlibat dalam advokasi dan kebijakan publik, mendorong kebijakan yang mendukung agribisnis, seperti insentif untuk petani muda dan program pelatihan berbasis teknologi.
3.Tantangan dan Solusi
Meskipun memiliki potensi besar, keterlibatan generasi muda dalam agribisnis menghadapi tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya minat anak muda terhadap sektor ini, yang sering dipandang kurang menarik dibandingkan bidang lain seperti teknologi. Diperlukan kampanye untuk mempromosikan agribisnis sebagai sektor yang menjanjikan dengan menampilkan kisah sukses pengusaha muda.
Tantangan lain adalah keterbatasan modal, yang menjadi hambatan bagi anak muda untuk memulai usaha agribisnis. Memulai bisnis di sektor ini membutuhkan investasi besar, sementara akses pembiayaan masih terbatas. Pemerintah dan sektor swasta perlu menyediakan program pembiayaan berbunga rendah atau hibah untuk start-up agribisnis. Inkubasi bisnis juga dapat membantu generasi muda dalam perencanaan dan manajemen usaha.
Kurangnya akses ke teknologi modern, terutama di pedesaan, menjadi kendala. Ketimpangan ini menghambat generasi muda dalam memanfaatkan potensi agribisnis secara maksimal. Solusi yang dapat dilakukan adalah menyediakan program pelatihan berbasis teknologi yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, universitas, dan sektor swasta. Program ini dapat mencakup pelatihan penggunaan alat modern dan manajemen data untuk mendukung keputusan pertanian yang lebih baik.