Mohon tunggu...
Dio Rizky
Dio Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pamer Kekayaan, Hukumnya Wajib?

15 Maret 2023   02:12 Diperbarui: 15 Maret 2023   02:17 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal kesejahteraan mental, kita juga bisa mengubah cara kita berpikir tentang kekayaan. Kekayaan tidaklah segalanya dalam hidup. Kita bisa merasa bahagia dan puas dengan hidup kita sendiri tanpa harus membandingkan diri kita dengan orang lain yang lebih kaya atau lebih sukses. Kita harus menghargai dan bersyukur atas apa yang kita miliki dan mencoba memperbaiki diri kita dalam hal kualitas hidup dan kontribusi positif bagi masyarakat.

Kita harus ingat bahwa pamer harta di media sosial hanya menciptakan ilusi kebahagiaan yang palsu. Kita harus belajar untuk lebih menghargai kebahagiaan yang sebenarnya, yaitu hubungan yang kita miliki dengan keluarga dan teman-teman, keberhasilan yang telah kita raih dalam karir atau kegiatan sosial yang membantu orang lain, dan kesejahteraan mental dan fisik yang kita alami.

Pada akhirnya, pamer harta di media sosial tidaklah bermanfaat bagi kita. Tindakan tersebut justru dapat membahayakan keamanan pribadi kita, merusak reputasi kita, dan memperburuk kesejahteraan mental kita. 

Kita harus memahami pentingnya menghargai harta kekayaan kita dan memanfaatkannya dengan bijak. Kita juga harus fokus pada hal-hal yang penting dalam hidup kita dan membantu orang lain yang membutuhkan. Dengan cara ini, kita bisa hidup dengan lebih bahagia, bermanfaat, dan berkualitas.

Kita juga harus mengajarkan nilai-nilai ini pada generasi muda, khususnya pada anak-anak. Anak-anak saat ini seringkali terpapar dengan media sosial dan dunia maya yang memperlihatkan citra-citra yang salah tentang kekayaan dan keberhasilan. 

Kita harus mengajarkan pada mereka bahwa kebahagiaan dan kesuksesan sejati tidak dapat diukur dari seberapa banyak harta kekayaan yang dimiliki atau seberapa besar pengaruh yang dimiliki di media sosial. Kita juga harus mengajarkan pada mereka untuk menghargai nilai-nilai seperti kerja keras, kemandirian, kejujuran, dan kepedulian pada orang lain

Kebahagiaan dan kepuasan hidup tidak datang dari kekayaan materi atau popularitas di media sosial. Kita harus fokus pada kebahagiaan dan kepuasan hidup yang berasal dari hubungan sosial yang sehat, pencapaian pribadi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, serta pengalaman hidup yang memuaskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun