Budaya makan dengan porsi kecil ini sesungguhnya menular juga ke kota-kota terdekatnya. Seperti di pati, dan Semarang. Apalagi Soto Kudus juga sangat popular di Semarang.Â
Jadi bukan hanya resep saja, tapi juga penyajiannya juga tidak mengalami perubahan. Bahkan nasi Ayam (nasi liwet Semarang), juga porsinya kecil. Karena disajikan dalam pincuk (daun pisang yang dibentuk mangkok). Hal ini menular juga ke makanan-makanan yang lain, seperti nasi pecel (sayur), nasi gandul, dan lain-lain.
Porsi kecil dalam makanan Kudus bukan hanya sekedar kebiasaan, tetapi juga merupakan bagian dari identitas budaya dan ajaran yang diwariskan oleh leluhur. Dengan memahami alasan di balik porsi kecil ini, kita bisa lebih menghargai kekayaan budaya dan kearifan lokal yang ada di Kudus.Â
Kearifan lokal yang sesungguhnya sangat relevan dan layak diadopsi untuk generasi sekarang. Supaya tidak mengalami masalah dengan penyakit yang berkaitan dengan perut, baik itu yang berhubungan dengan usus, lambung dan obesitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI