Tapi berkat jurus Ya ban wa Hiyaban ini, akhirnya kita gak cuma bisa ngambil miqot di Tan'im saja, tapi juga ke masjid Ja'ronah yang lebih jauh. PP hanya 15 riyal. Dan bisa jalan-jalan ke pasar Kakiyah (5 riyal sekali jalan).
Cerita dari teman yang jamaah KBIH, mereka  dapat jatah umroh Sunnah, hanya 3 kali. Selebihnya ya harus jalan sendiri.  Jadi sebenarnya pengetahuan seperti ini juga harus dipahami juga oleh semua jamaah haji, baik yang mandiri maupun yang KBIH. Rugi rasanya kalo kita sudah di tanah suci Mekkah, selama 30 hari, tapi hanya umroh 3 kali. Menyesal nanti. Padahal bisa kita maksimalkan. Terutama bila kondisi kesehatan kita masih bugar, sehat wal afiat. Karena kalo kita sudah pulang ke tanah air, terus  misal, 2 tahun berikutnya ingin berangkat umroh, kita mesti menyediakan dana minimal 30 jutaan. Bayangkan 30 juta dibandingin dengan 40 ribu rupiah. Â
Buat yang mau berangkat Haji, pengetahuan ini tidak diajarkan saat manasik. Baik manasik dari pemerintah, maupun manasik dari KBIH. Sedikit-sedikit belajar Bahasa arab yang simple-simple. Seperti angka-angka, lima, sepuluh, lima belas.
Kalau kita berhubungan dengan sopir, jarang yang bisa Bahasa Indonesia. Bahasa inggris juga mereka gak paham (terutama sopir yang tua). Tapi kalo dengan pedagang sekitar hotel atau Masjidil Haram, banyak yang paham Bahasa Indonesia. Itu juga Bahasa yang simple. Vocabulary yang mereka pahami paling: Murah, tidak mahal, tambah sedikit, cantik, bagus, lima puluh ribu jokowi (maksudnya rupiah). Beberapa malah ada yang bisa Bahasa Sunda. Katanya sering ke puncak.
Berbeda dengan sopir yang bergerak terus (mobile). Dia tidak stand by di satu tempat. Dia gak ngetem di hotel tertentu. Jadi dia gak peduli dengan Bahasa Indonesia. Karena penumpang dia, silih berganti, Â bisa dari berbagai macam negara. Bisa pusing sendiri kalo dia mau mempelajari banyak bahasa. Kalau masih bingung, sesekali bisa menggunakan google translate. Itu bisa membantu banget.Â
Kalo tersesat atau nyasar yang harus dilakukan adalah istighfar berulang-ulang. 3 -- 10 kali. Setelah itu minta petunjuk sama Allah (minta yang serius, bener-benr minta tolong). Insya Allah setelahnya akan ada jalan keluar. Sebagai tamu nya Allah, kalo kita nyasar di "rumah" Nya tentu minta tolong nya ke "Tuan Rumah Nya". Pertolongan nanti akan muncul. Bentuknya bisa macam-macam.Â
Depok, 27 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H