Mohon tunggu...
Didin Zainudin
Didin Zainudin Mohon Tunggu... Freelancer - Didin manusia biasa yang maunya berkarya yang gak biasa.

mencoba memberi manfaat dan inspirasi bagi kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cerita Haji Pandemi

1 November 2023   21:51 Diperbarui: 1 November 2023   22:00 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari selanjutnya, kami siap-siap untuk bayar Dam. Hal ini karena kita haji Tamatu' wajib membayar dam dengan memotong seekor kambing. Secara kolektif kami dibantu Habib Idrus. Harga kambing 500 riyal. Harga ini sudah termasuk, tour religi dan melihat pemotongan kambing di RPH di Mekah. Beliau yang kebetulan mengasuh KBIH miliknya, mengajak kita untuk bergabung juga. Selain motong kambing kami juga diajak ziarah. Jadilah kami ber 14 nebeng ke rombongannya habib Idrus. Dengan mengendarai 3 bis besar,  kami ziarah ke Jabal Nur, Jabal Tsur dan Jabal Rohmah.

Tempat pemotongan kambingnya cukup besar. Cara memotong kambing juga kelihatannya cepat dan mudah. Kambing-kambingnya seperti sudah jinak. Bahkan gak ada yang diikat, atau pakai tali. Ketika akan dipotong, kambing cuma diarahkan dengan tangan. Sedikit didorong untuk rebahan, setelah itu langsung disambut oleh tukang jagalnya untuk dipotong. Semua pekerjaan jagal diselesaikan dengan sangat cepat.

Setelah ke Jabal Nur, dan Tsur, terakhir kami ziarah ke Jabal Rohmah. Tempat bersejarah. Dahulu nabi Adam AS, dipertemukan dengan Siti Hawa di Jabal Rohmah. Setelah selama 100 tahun terpisah. Jabal Rahmah letaknya di atas bukit. Sebuah perbukitan yang cukup tinggi. Ada tangga menuju ke atas. Letaknya di wilayah Mina. Jadi bila dari atas masih terlihat tenda-tenda Mina.  Disana kami berdoa. Dilarang sholat di atas. Apalagi menangisi tugu Jabal Rahmah. Rosululoh tidak pernah memberi contoh seperti itu.

Banyak yang sedekah

Selama musim haji banyak orang Arab yang sedekah ke jamaah haji. Yang paling sering air minum kemasan yang dingin. Ada juga yang berbagi buah (apel, pier, pisang, jeruk), kurma, roti, makanan kecil, tasbih, bahkan ada juga yang berbagi sajadah. Ada pula yang membagikan nasi kebuli.  Pernah lagi ngobrol sama teman di depan hotelnya tempat dia menginap. Tiba-tiba ada truk box berhenti di depan hotel, sopirnya turun. Membuka pintu belakang. Dia mengeluarkan kurma dalam box stereo foam. Masing-masing orang dibagikan satu-satu. Saya dan teman yang sedang ngobrol, ikut kebagian juga. Kotaknya cukup besar. Kira-kira seukuran 2 kg. Isinya Kurma Rutop. Penuh. Bentuk kurmanya unik. Setengah matang bagian atas (berwarna kuning muda/cream) , setengahnya lagi matang (berwarna gelap). Jadi kurma nya sekilas seperti berwarna hitam putih. Cukup unik Jarang kita temui di tanah air.  Bila digigit ada sensasi manis dan kres-kres (karena setengah matang). Enak banget menurut saya yang bukan pecinta kurma.

Karena isinya banyak, saya mau bawa pulang ke hotel, buat dimakan rame-rame dengan teman-teman lain. Tapi di jalan banyak Jemaah Indonesia yang baru pulang dari Harom, atau pulang belanja. Saya tawarkan kepada mereka. Mereka senang sekali. Ada yang ngambil 2, 3 ada yang 4. Setiap orang saya persilahkan untuk mengambil. Alhasil begitu sampai di kamar, kurma tinggal setengah. Ternyata teman-teman pada suka. Rasanya enak. Paduan manis dan kres-kresnya mantab.

Orang-orang Arab memang tidak ingin melewatkan kesempatan ini buat sedekah. Malah kelihatan mereka berlomba-lomba sedekah yang terbaik. Semoga banyak berkah dan barokah, hidupnya buat yang sedekah. Hampir tiap hari ada aja, orang yang berbagi.

Jelajah Mekah

Hari-hari berikutnya kami beribadah di Mekah. Hampir setiap hari, setiap waktu sholat kami ke Haram menggunakan bis Sholawat. Bis ini gratis. Fasilitas ini disediakan oleh pemerintah Indonesia, untuk jamaah Indonesia. Waktu tinggal di Mekah, masih 30 hari lagi. Kesempatan kami ibadah yang maksimal di Masjidil Haram. Mumpung masih di Mekah.

Kami juga memanfaatkan waktu ini untuk umroh Sunnah. Kami sempat Umroh Sunnah 8 kali. Kita ke Miqot dan ke Haram dengan menyewa mobil / bis kecil. Rombongan kecil kami dari regu 32 & 33 kompak, sering umroh bareng. Paling sering kami miqot di Tan'im - masjid Aisyah dan masjid Ja'ronah. Pernah juga mengambil miqat dengan Makah Bus (Tranjakartanya orang arab). Busnya berwarna putih. Gratis. Berhenti di halte-halte tertentu. Persis model Transjakarta.

Lama-lama kami mulai akrab dan mengenal daerah-daerah Mekah. Bahkan kami sempat belanja oleh-oleh di pasar Kakiyah. Tempat baru berburu oleh-oleh setelah Ja'fariah dan pasar Seng di tutup. Selain itu kami juga ziarah religi, dengan mengunjungi Masjid Jin, Masjid Sajaroh dan Makam Ma'la (tempat makam Mbah Moen dan makam Siti Khotijah -- istri Rosululloh saw, dan beberapa sahabat nabi) serta berkunjung ke rumah Rosululloh yang kini sudah berubah jadi perpustakaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun