Mohon tunggu...
Didin Zainudin
Didin Zainudin Mohon Tunggu... Freelancer - Didin manusia biasa yang maunya berkarya yang gak biasa.

mencoba memberi manfaat dan inspirasi bagi kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Kesurupan 4 Setan

1 November 2023   20:49 Diperbarui: 2 November 2023   10:31 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Si setan cadel yang ada di dalam tubuh Leni, minta kopi hitam. Cara ngomong setan cadel juga aneh. Dia sering menjulurkan lidah nya setiap ngomong. Jadi makin gak jelas lah ngomong apa nih setan. Bayangin setiap satu suku kata dia menjulurkan lidah. Untung pak Ustad yang bisa komunikasi dengan setan mengerti maksudnya. Salah satu ibu pengajian dengan sigap, pesenin kopi di warung. Gak lama kopi panas datang. Langsung disodorin ke  Leni. Kopi hitam pahit yang panas. Melihat kopi panas datang, setannya melet-melet. Gak pake ditiup-tiup dulu, seperti normalnya orang minum kopi panas. Langsung tenggak aja. Glek, glek, glek. 3- 4 kali tenggakan langsung ludes, tandas itu kopi.

Habis itu setan yang lain minta juga. Kali ini setan gagu. Dengan gerakan mirip-mirip monyet dia minta rokok. Disodorin rokok Gudang garam punya pak ustad, dia nolak. Maunya Super. "Aum Uper", kata setan, eh Leni maksudnya. Ustadnya yang menjelaskan ke kami, bahwa setannya minta rokok jarum super. Gw langsung kepikiran Dila. Dia lah si perokok Super. Segera gw samperin dia.

Gw minta rokok super ke Dila. Sebungkus langsung gw samber setelah Dila menyodorkan rokoknya ke gw. "Eh, sebatang aja Rud, jangan semuanya!!" Teriak Dila, yang udah gw tinggalin. Rokoknya langsung  gw sodorin ke pak Ustad. Dia yang menjadi penyambung komunikasi antara setan di tubuh Leni dengan kami. Tidak seberapa lama, setannya udah ngerokok. Bukan sebatang. Tapi lima batang sekaligus.  Gw pastiin yang ngerokok itu bukan Leni. Karena dia gak suka ngerokok dan ngopi pahit. Cara setannya ini ngerokok juga aneh. Seperti cuma dihembus-hembuskan dari mulut. "Ngerokok yang bener dong, dihisep, masukkin hidung". Dimas berkata ke arah Leni. Eh setannya ngejawab, "Gak punya hidung, Tuh, tanya temenmu yang pernah lihat muka gw, setannya sambil nunjuk ke arah Arya. Ibu-ibu yang mengerubutin Leni kontan menoleh ke arah Arya. Yang diliatin pura-pura sibuk ngerapihin tas ranselnya. Gw baru nyadar, tadi pagi Arya cerita detil muka setannya. Yang matanya bolong hitam, hidungnya bolong hitam, giginya gak ada gusinya. Kotor dan bau banget. Yang bisa ngelihat dan ngerasain itu semua ya cuma Arya.

Permintaan setan gak berhenti disitu. Setan yang lainnya minta ayam Cemani hidup. Dia mau minum darahnya. Yang ini agak mengerikan permintaannya. Nyusahin lagi. Gak tahu lagi ini setan yang mana. Suaranya yang jelas berbeda dari yang 2 sebelumnya. Ada dimana nyari ayam cemani.  Berapa juga harganya. Mana duit tinggal 100 ribu buat ongkos pulang. Kita udah pasrah. Pak Ustad menyarankan untuk kembali ke warung bu Sumi. Dia punya ayam cemani. "Waduhh!!" kami terkaget. Balik lagi kayaknya jauh deh, dan itu makan waktu lama. Kasihan juga si Leni. Setelah nego dengan setannya beberapa kali. Akhirnya disepakati, setannya mau ayam bakar utuh. Nah, kalo ini di sekitar pasar Cisaat, ada.  

Dimas dan Vina yang akhirnya kebagian nyari ayam bakar. Mereka sempat diberi petunjuk oleh salah satu ibu pengajian, lokasi pedagangnya. Tak berapa lama, datanglah Vina dan Dimas dengan bungkusan ayam bakar utuh. Mirip ingkung. Yang ditusuk dari bagian brutu (pantat) sampai ke leher nya. Setelah disodorkan ke Leni, dengan lahap dia langsung lumat ayam bakar itu sampai habis. Tak ada tulang yang tersisa. Semua di makan, ludes. Yang tersisa hanya batang bambu yang dipakai buat nusuk ayamnya. Gak biasanya Leni rakus gitu. Dia mah si pemilih makanan. Gak semua makanan dia doyan. Kalaupun doyan porsi makannya gak banyak.  Jadi fix, yang makan itu ya setan.

Leni sudah kelelahan. Matanya masih sesekali melotot. Mulutnya sering keluar suara-suara aneh. Pak Ustad hanya bisa komunikasi dengan setan di dalam tubuh Leni. Dari tadi diusir, tapi setannya masih betah di dalam. Proses negosiasi ini sudah hampir 2 jam. Gw khawatir kalau Leni pingsan. Bisa lebih gawat. Kerumunan orang sedikit berkurang. Tapi masih rame. Gak lama ada seorang pria turun dari bis, berjalan ke arah kami. Pria, bapak-bapak muda, cukup bersih, berbaju batik. Dia menanyakan kepada pak Ustad. Ternyata keduanya saling kenal. Pak Ustad memanggil pria berbatik tersebut dengan sebutan "pak Guru." "Ada apa ini pak ustad?" kata pak guru keheranan. "Kesurupan pak guru," sahut pak ustad. "Nah mumpung ada pak guru nih, siapa tahu bisa membantu." Tolongin nih pak," pak Ustad mempersilahkan pak guru mengambil alih tugasnya. Karena pak ustad tidak berhasil mengusir setan di dalam tubuh Leni.  "Beliau ini punya ilmu tenaga dalam. Selain kepala sekolah, beliau juga guru silat," pak Ustad menjelaskan kepada kami. Kami tersenyum, sambil berharap. Pak guru, kemudian mendekat ke arah Leni. Dia mengucapkan istighfar 3  kali, kemudian komat-kamit dalam Bahasa Sunda di deket kuping Leni. Tangan kanan pak ustad memegang ubun-ubun Leni. Gak sampai lima menit, satu persatu setan yang ada di dalam tubuh Leni keluar. Setiap ada yang keluar, tangan pak ustad mengibas ke arah luar. Seperti mengusir angin. Gerakan seperti itu, berulang beberapa kali. Yang keluar pertama setan cadel, setan gagu, setan hidung bolong, dan terakhir kuntilanak yang semalam merasuk di Leni masih nempel juga ternyata.

Akhirnya keempat setan yang merasuki tubuh Leni, tuntas keluar semua. Terakhir jempol kaki Leni dipencet/dipijet oleh pak guru. Buat mengunci, supaya gak gampang kesurupan lagi. Leni tersadar. Dia kelelahan. Kami berikan minum air putih. Aku lihat, lidah nya gak terbakar karena minum kopi panas tadi. Alhamdulillah... semua setannya udah keluar. Ibu-ibu yang sedari tadi mengerubungi kami juga kompakan berucap, Alhamdulillah... Pak guru terakhir titip pesan ke kami, "kalau di gunung jangan manggil-manggil setan, atau ngomongin setan. Juga harus bersikap sopan dengan alam dan orang-orang di sekitar gunung. Jangan ngalamun, dan selalu berpikir posiitif. Jaga diri baik-baik ya."

Kami lega semuanya sudah kembali normal. Kami sangat berterimakasih pada pak guru, dan pak ustad. Perjalanan masih jauh. Kami masih harus meneruskan perjalanan ke Bogor dan Jakarta. Hari sudah makin sore. Temen-temen cewek trauma dengan peristiwa ini. Perjalanan pulang berjalan lancar. Kami akhirnya sampai Jakarta dengan selamat. Hari sudah jam 10 an malam. Bis sudah gak ada, angkot juga jarang. Kami gak ada yang mau pulang ke rumah sendiri. Terpaksa mereka ngumpul di rumah gw. Kami tidur jadi satu. Untungnya kamar gw cukup lega. Kami sempet bersih-bersih badan, dan mandi sebelum rebahan di kasur. Gak ada bercanda-canda atau obrolan sebelum tidur, semua sudah kecapekan. Satu persatu akhirnya kami tepar, tertidur pulas.  Bener-bener kemping terhoror dan terempong yang pernah gw alamin.

Depok, November 2023

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun