Doraemon berhasil merebut simpati sekaligus menarik rejeki. Entah berapa rupiah uang yang masuk dalam kantong doraemon. Kemacetan dan gerimis mengundang berkah buat badut yang berjalan gontai tersebut.Â
Aku gak tahu apakah ini adegan yang murni atau rekayasa badut supaya menarik perhatian banyak orang. Jika hari ini berhasil meraup banyak rejeki tentu saja dia akan mengulang lagi adegan ini. Malam hari saat orang-orang pulang kerja adalah waktu yang tepat.
Aku sih berharapnya Doraemon mau membukakan "pintu kemana saja" yang dia punya, supaya aku bisa segera sampai rumah dan bertemu dengan anak dan istriku di rumah, tanpa harus melewati kemacetan. Aku pun juga sudah kelelahan. Meski kelelahanku gak bisa aku jual. Bahkan tak laku untuk mengundang simpati. Tapi doraemon ini gak bisa membukakan pintu, dia hanya membuka tangannya untuk menarik rupiah. Tentu saja karena dia hanya badut doraemon.
Ternyata badut berjalan gontai yang kutemui semalam, tidak hanya di jalan menuju aku pulang. Di jalan-jalan yang lain pun juga banyak badut yang berjalan gontai. Paling tidak itu dari cerita beberapa temanku di kantor, keesokan harinya, ketika aku berbagi cerita tentang kejadian badut berjalan gontai yang kutemui semalam.
"Ah, itu mah sama... Aku juga sering lihat kalo pas pulang kerja  meleman". Yah... namanya cari makan. Cari kerjaan susah, jadi membadut saja, lebih gampang. Jangan salahkan mereka jika suatu saat Jakarta di kepung oleh badut-badut.
Depok, 18 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H