Mohon tunggu...
Dinta Nuriyah
Dinta Nuriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik

Saya Mahasiswa Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya tertarik pada dunia media dan masih terus belajar untuk menjadi penulis yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Simbiosis Retorika dan Dakwah: Keberdayaan Komunikasi dalam Era Kritis dan Rasional

25 Juni 2024   13:21 Diperbarui: 25 Juni 2024   13:43 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syamsul Yakin dan Dinta Nuriyah (Dosen Retorika dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)/dokpri

Oleh: Syamsul Yakin dan Dinta Nuriyah 

Dosen Retorika dan Mahasiswi UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta

Hubungan antara retorika dan dakwah sangat erat karena keduanya berkaitan dengan seni berbicara. Retorika adalah seni berbicara yang meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, termasuk bahasa tubuh dan gerakan, untuk mempengaruhi pendengar. 

Dakwah, di sisi lain, secara definitif adalah mengajak orang lain dengan cara berbicara, baik melalui ucapan langsung maupun tulisan. Dakwah bisa dilakukan dengan bahasa yang indah untuk menarik perhatian pendengar atau pembaca, dalam bentuk lisan (billisan), tulisan (bilkitabah), atau melalui keteladanan (bilhal), baik secara online maupun offline.

Retorika dan dakwah memiliki perkembangan yang paralel dari seni berbicara dan kegiatan agama menjadi ilmu yang lebih sistematis dan terstruktur. Retorika awalnya merupakan warisan budaya yang berkembang menjadi ilmu berbicara yang mempelajari teknik-teknik komunikasi verbal dan nonverbal untuk menyampaikan pesan secara informatif, persuasif, dan rekreatif.

 Sementara itu, dakwah juga mengalami perkembangan serupa dari kegiatan agama tradisional menjadi ilmu dakwah yang lebih terorganisir, logis, dan dapat diverifikasi. Ini mencakup pengajaran akidah, syar'iyyah, dan akhlak dengan tujuan untuk mendidik dan mengajak orang lain menuju kebaikan.

Tujuan dari retorika adalah untuk efektif menyampaikan pesan dengan cara yang informatif, persuasif, dan menarik, sementara dakwah memiliki tujuan yang mirip dengan menyampaikan ajaran agama secara informatif, persuasif, dan rekreatif. Meskipun fokusnya berbeda, keduanya berusaha untuk memberikan pendekatan edukatif kepada pendengar atau pembaca mereka. 

Dalam konteks persuasi, dakwah mengandalkan metode-metode seperti bilhikmah, ceramah, dan diskusi, yang semuanya harus disampaikan dengan lemah lembut dan kelembutan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh audiens.

Secara keseluruhan, baik retorika maupun dakwah merupakan bidang yang berpusat pada komunikasi dan pengaruh, yang masing-masing berusaha untuk menyampaikan pesan-pesan yang penting dengan cara yang efektif dan mempengaruhi secara positif.

Dalam pengembangan retorika, diperlukan penggunaan bahasa baku, didasarkan pada data dan riset. Syarat yang sama berlaku bagi dakwah, baik dalam bentuk berbicara langsung (billisan), tulisan (bilkitabah), maupun keteladanan (bilhal), terutama karena audiens menjadi lebih kritis dan rasional.

Seperti halnya dalam retorika yang diperkenalkan oleh Aristoteles dengan konsep pathos, logos, dan ethos, para dai juga harus memiliki ketiga aspek ini, baik secara intelektual maupun spiritual. Namun, dalam konteks dakwah, ekspresi emosional seperti kesedihan atau kegembiraan para dai bukan hanya sekadar retorika tetapi juga perlu untuk mengkomunikasikan nilai-nilai agama dengan efektif.

Berbicara tentang dakwah, penting bagi para pengkhotbah untuk menguasai komunikasi verbal dan nonverbal. Sebaliknya, bagi mereka yang beretorika, juga diharapkan untuk memasukkan konten dakwah seperti ajaran akidah, syariah, dan akhlak. Karena dakwah tanpa retorika akan terasa hambar, begitu pula sebaliknya, retorika tanpa muatan dakwah akan kehilangan arah dan tujuan yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun