Mohon tunggu...
Dinta Nuriyah
Dinta Nuriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik

Saya Mahasiswa Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya tertarik pada dunia media dan masih terus belajar untuk menjadi penulis yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Simbiosis Retorika dan Dakwah: Keberdayaan Komunikasi dalam Era Kritis dan Rasional

25 Juni 2024   13:21 Diperbarui: 25 Juni 2024   13:43 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syamsul Yakin dan Dinta Nuriyah (Dosen Retorika dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)/dokpri

Seperti halnya dalam retorika yang diperkenalkan oleh Aristoteles dengan konsep pathos, logos, dan ethos, para dai juga harus memiliki ketiga aspek ini, baik secara intelektual maupun spiritual. Namun, dalam konteks dakwah, ekspresi emosional seperti kesedihan atau kegembiraan para dai bukan hanya sekadar retorika tetapi juga perlu untuk mengkomunikasikan nilai-nilai agama dengan efektif.

Berbicara tentang dakwah, penting bagi para pengkhotbah untuk menguasai komunikasi verbal dan nonverbal. Sebaliknya, bagi mereka yang beretorika, juga diharapkan untuk memasukkan konten dakwah seperti ajaran akidah, syariah, dan akhlak. Karena dakwah tanpa retorika akan terasa hambar, begitu pula sebaliknya, retorika tanpa muatan dakwah akan kehilangan arah dan tujuan yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun