aku tergamang dalam sepi
terkenang perjalanan lampau
dalam lembah untaian hitam
mengenang zikir hujan
ada embun menyelinap
membasuh luka yang karat
Banda Aceh, April 1998
Dalam upaya mendekatkan diri kepada Tuhan ada upaya lain yang lebih penting yang perlu dilakukan oleh seorang penganut tarekat yakni mengenal diri sendiri yang bila sudah sampai pada maqam ini bermakan telah mengenal sang Pencipta itu sendiri. Din menggambarkan upaya pengenalan diri itu dalam baris-baris sajaknya yang berbunyi sebagai berikut /akhirnya semua mati/jadi penyair tiada arti/bila raga hampa, jiwa tiada apa/lebih tak berarti/kiranya hidup mengenali diri/.
Demikianlah Din memformulasikan laku zikir dalam sajak-sajak-sajaknya yang memperlihatkan sebuah proses panjang pencapaian maqam demi maqam untuk dapat mencapai maqam tertinggi yakni makrifat tadi. Apakah Din sudah mencapai tujuannya hanya Tuhan dan dirinya yang mengetahuinya.
Daftar Pustaka
- Abul Hasan An-Nadwi.1986. Jalaluddin Rumi: Sufi Penyair terbesar. Jakarta: Pustaka Firdaus.
- Kartanegara, R. Mulyadhi.1986. Renungan Mistik Jalal Ad-din Rumi. Jakarta: Pustaka Jaya.
- Kutha Ratna, S.U., Nyoman. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: dari Strukturalisme hingga Poststrukturalisme
- Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H