Mohon tunggu...
din saja
din saja Mohon Tunggu... Seniman - tamat smp

suling pun bukan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Zikir Dalam Antologi Sajak Namaku Zikir

29 September 2024   10:31 Diperbarui: 29 September 2024   11:19 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku tergamang dalam sepi

terkenang perjalanan lampau

dalam lembah untaian hitam

mengenang zikir hujan

ada embun menyelinap

membasuh luka yang karat

Banda Aceh, April 1998

Dalam upaya mendekatkan diri kepada Tuhan ada upaya lain yang lebih penting yang perlu dilakukan oleh seorang penganut tarekat yakni mengenal diri sendiri yang bila sudah sampai pada maqam ini bermakan telah mengenal sang Pencipta itu sendiri. Din menggambarkan upaya pengenalan diri itu dalam baris-baris sajaknya yang berbunyi sebagai berikut /akhirnya semua mati/jadi penyair tiada arti/bila raga hampa, jiwa tiada apa/lebih tak berarti/kiranya hidup mengenali diri/.

Demikianlah Din memformulasikan laku zikir dalam sajak-sajak-sajaknya yang memperlihatkan sebuah proses panjang pencapaian maqam demi maqam untuk dapat mencapai maqam tertinggi yakni makrifat tadi. Apakah Din sudah mencapai tujuannya hanya Tuhan dan dirinya yang mengetahuinya.

Daftar Pustaka

  • Abul Hasan An-Nadwi.1986. Jalaluddin Rumi: Sufi Penyair terbesar. Jakarta: Pustaka Firdaus.
  • Kartanegara, R. Mulyadhi.1986. Renungan Mistik Jalal Ad-din Rumi. Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Kutha Ratna, S.U., Nyoman. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: dari Strukturalisme hingga Poststrukturalisme
  • Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun