aku malu,
karena tidak memberi maaf
kepada orang-orang yang telah menzalimi diriku
aku malu,
karena merasa telah berbuat baik
kepada siapa saja yang pernah kuberi pertolongan
aku malu,
karena telah melakukan korupsi dan manipulasi
lalu membangun istana, memberi makan dan membeli mobil
untuk anak-anak serta isteriku
aku malu,
memiliki pemimpin tidak adil, hanya memikir diri sendiri,
memiliki perwakilan yang suka ingkar janji,
memiliki pemuka agama yang tidak peduli,
memiliki ilmuan yang hanya melacur diri,
memiliki seniman yang berhati besi,
memiliki budayawan yang berwajah banci,
memiliki pendidik yang tak tahu diri,
memiliki para medis yang berjiwa sadis,
memiliki polisi yang memanfaatkan posisi,
memiliki tentara yang suka kolusi,
memiliki diri yang suka mencaci
akulah malu,
berserakan sepanjang jalan-jalan,
bertumpuk-tumpuk bersama sampah di selokan,
berlumpur-lumpur bersama air di sungai-sungai dan payau-payau,
bertaburan di dalam mesjid-mesjid dan surau-surau,
menjadi badai porak-porandakan semua kehidupan
aku malu,
karena dengan berani menyatakan diri jadi pemimpin
aku malu,
karena telah membabat hutan, kejujuran dan keadilan
aku malu,
karena menolak bersedekah kepada peminta-minta
akulah malu,
tak berdaya di hadapan penguasa zalim,
tak berkutik di kaki hartawan angkuh,
tak  berdaya di pelukan wanita cantik,
tak bertindak di kehidupan munafik
malu-malu oi
berbuat curang
malu-malu oi
memfitnah orang
akulah malu,
telah menjadi kenangan bagi kehidupan