Lama tidak muncul di depan publik, Fariz menggelar beberapa konser bersama penyanyi muda. Pada tanggal 14 Oktober 2014, Fariz bersama Dian Permana Putra meliris FARIZ RM & DIAN PP IN COLLABORATION WITH. Album kompilasi ini berisi 13 lagu ber-genre pop, jazz, RnB dan dance-pop, dengan lagu utama KAU SEPUTIH MELATI dari Sammy Simorangkir dan Dian Pramana Putra.
Majalah Rolling Stones Indonesia memasukkan 5 lagu karya suami Oneng Diana Riyadini ini ke dalam Daftar 150 Lagu Terbaik Sepanjang Masa versi, yaitu SELANGKAH KE SEBERANG (1979), SAKURA (1980), BARCELONA (1988), INTERLOKAL (1982) dan HASRAT DAN CITA (1978). Tiga lagu pertama adalah lagu solo yang dinyanyikan endiri oleh Fariz, sedangkan INTERLOKAL digarap bersama SYMPHONY dan Andi Meriem Matalatta menyanyikan HASRAT DAN CITA.
Jika menilik puncak kreafifitasnya yang bergaris biru dengan masa study-nya di ITB maka Fariz patut diacungi jempol. Hanya pribadi luar biasa yang di tengah kesibukkan kuliah sistem paket (bukan SKS, maaf jika salah), masih bisa menorehkan karya gemilang yang patut dikenang sepanjang masa.
Oleh karena itu, mari kita tidak berkutit pada sisi buruk seseorang. Di balik sisi gelap yang dijalani dalam kehidupan seorang Fariz, banyak perjalanan indah yang bisa dijadikan pelajaran untuk kita semua.
Semoga kita bisa menarik pelajaran terbaik dari pelangi kehidupan salah satu musisi terbaik yang pernah ada di Tanah Air ini. Aamiin YRA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H