Mohon tunggu...
Dino
Dino Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 39 Jakarta

Di atas sana, di ladang awan Senyummu membelai matahari yang malu Angin berbisik memperdengarkan Bahwa senyummu meruntuhkan langit yang biru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nayanika Nirmala Sebuah Penyesalan

21 September 2024   07:46 Diperbarui: 21 September 2024   07:56 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Namun aku sudah tidak perduli lagi, aku memilih diam dalam balutan rasa sakit dan keterasingan.
Karena keindahannya justru menjadi kutukan baginya.
Aku menyesal, kenapa aku menciptakannya begitu sempurna?
Kenapa aku tidak membuatnya biasa saja, seperti karyaku yang lainnya?
Kini, aku hanya bisa memandangnya dari kejauhan,
Merasakan pedihnya penyesalan yang tak terkira.
Aku ingin memeluknya erat, menghapus air matanya, namun kulihat ia malah tertawa mengejekku.
Aku memberitahu bahwa aku mencintainya setulus hati.
Namun, aku tahu itu mustahil, karena aku hanya bayangan,
Sebuah pencipta yang gagal melindungi ciptaanya.
Aku belajar dari kesalahan ini, bahwa keindahan itu relatif,
Dan kesempurnaan hanyalah ilusi yang menipu.
Aku akan menciptakan kembali, namun kali ini dengan bijaksana,
Memberikan kekuatan batin agar ciptaanku bisa bertahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun