Ada suara tanpa kata danÂ
ada kalimat tanpa makna.
Ada gerimis tanpa hujan dan
ada halilintar tanpa mendung,
Itulah hal tergelap yang harus kamu pahami.
Ada lautan tanpa gelombang dan
ada angin tanpa hembusan.
Kamu adalah kabut tanpa adanya pegunungan.
Apakah kamu mengerti jika kamu melukaiku tanpa pernah menyentuhku?
Kamu tidak akan pernah mengerti makna dari hujan.
Kamu tidak akan pernah paham makna sinar mentari.
Kamu tidak akan pernah peduli sejuta aksara ku untukmu.
Kamu selalu bermain dalam duniamu tanpa kamu tahu jika
senyummu menghancurkan kepingan sebuah hati
Ketika angin berbisik pada telingamu,
kamu mengacuhkannya.
Ketika ada suara penuh makna untukmu,
kamu pergi menjauh darinya sejauh mungkin
Apakah kamu tahu bahwa kamu telah menyiksa sang mentari?
Dimanakah kamu ketika keheningan malam terkoyak?
Dimanakah kamu ketika rembulan tertutup mendung dan
bintang-bintang bersembunyi dari halilintar?
atau kamu malah mengolok-ngolok gelisahku.
Kamu adalah cakrawala kemegahan bagiku,Â
lalu kamu mengguratnya dengan kerlingan dan
merubuhkan tiang kemegahannya.
Kamu adalah pelangi bagiku
lalu kamu memberi tambahan warna hitamÂ
diantara warna-warni garis melengkungnya.
Aku ingin pergi ke semesta lainnya dalam hidup ini.
Aku ingin berada jauh dari jangkauan senyummu.
Aku ingin mengubur tatapan matamu.
Biar kubasuh seluruh lukaku dengan air Ranu Kumbolo.
Biarkan aku menenggelamkan sosokmu dalam bayangan hutan belantara hatiku.
Biarkan aku sendiri terpaku merenungi,
Suara tanpa kata,
Kalimat tanpa makna,
Gerimis tanpa hujan,
Halilintar tanpa mendung,
Lautan tanpa gelombang,
Angin tanpa hembusan dan,
Kabut tanpa adanya pegunungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H