Mohon tunggu...
Dinny Rahma
Dinny Rahma Mohon Tunggu... -

dinihari | pelupa | peminum kata pembaca kopi pecandu puisi |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

17.15

5 April 2015   21:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Ah ! tetangga yang bahagia itu ternyata pembohong nak. ternyata kau masih didepanku kini.

Tapi petang ini kau tak seperti biasanya anakku , mengapa tak kau teguk susumu dengan semangat seperti biasanya?

petang ini kau biarkan susu dalam gelasmu utuh.

mengapa sayang?

kau tak membiarkan Ibumu tersenyum seperti yang biasa kau lakukan di petang-petang lain?

tak membiarkan ibumu bangga membuatkan kau segelas susu yang menghangatkan petang yang kita punya.

(4) Petang ini sayang, Ibu masih membuatkan kau susu hangat. Seperti biasa , digelas yang sama, rasa yang sama, di meja kita yang sama.

Menatap nanar pada gelasmu yang penuh. bangkumu yang kosong.

Dengan hujan yang tak juga selesai di mata Ibu.

Seperti hujan diluar yang membuat Ibu gigil, susumu telah dingin, bangkumu tetap kosong, tawa tetangga tetap bahagia, dan tangis Ibu tetap lirih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun