Mohon tunggu...
Dinny Rahma
Dinny Rahma Mohon Tunggu... -

dinihari | pelupa | peminum kata pembaca kopi pecandu puisi |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

17.15

5 April 2015   21:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1) Petang ini masih sama anakku sayang.

Setelah kau lelah bermain selalu ada segelas susu hangat untuk kau teguk.

Ibu bertopang dagu di satu-satunya meja di rumah kita , satu-satunya meja yang kita punya untuk duduk berdua, melihatmu meminum susu.

Ya! segelas susu hangat buatan Ibu.

(2) Petang ini juga sama, seperti biasanya kau berlari pulang , berteriak memanggil panggilan kesayanganmu.

"Ibuuuu ..." , lalu seperti biasanya , akan ada susu hangat , dan satu senyuman panjang Ibu sambil menatapimu.

Meneguk susu dalam gelasmu dengan semangat dan nafas tak beraturan.

Ibu mau selalu tersenyum padamu petang hari nak. seperti petang ini, tak sehangat peluk-peluk yang terjadi di rumah lain memang,  tapi semoga satu senyum dan segelas susu ini menghangatkanmu. Selalu.

(3) Petang ini seperti petang kita yang  lain nak, kau tertawa bersama teman-temanmu menembus angin, berlarian mengejar kereta, slalu tepat pada jam ini kau pulang menagih minumanmu .

Tapi ini bukan petang, ini sudah tengah malam, Ibu tak ingat apa-apa.

Ibu hanya kembali berteriak lalu tak sadar lagi saat ingat kabar dari tetangga bahwa kau tertabrak kereta, terseret, dan hancur tercabik-cabik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun