Oleh Dinda Annisa
Dengan kekuatan ekonomi dan kekuatan militernya yang semakin besar, Republik Rakyat China (RRC), yang genap berusia 73 tahun pada tanggal 1 Oktober tahun ini, menjadi lebih tegas dan menindas tetangganya.
"Kami telah menjadi korban penindasan China untuk waktu yang sangat lama. Dunia bisa melawan penindas. Harus ada semacam dorongan kolektif dalam melawan China," kata Letnan Jenderal (Purn.) Shokin Chauhan, mantan direktur jenderal Assam Rifles India, dalam webinar internasional, Senin (3 Oktober) di Jakarta.
Webinar yang bertajuk "RRC berusia 73 tahun: Isu dan Tantangan untuk Asia dan Dunia" diselenggarakan oleh Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) Indonesia.
Seluruh sesi webinar dapat ditonton di YouTube dengan mengklik tautan https://www.youtube.com/watch?v=Q5BPFnlrzeo.
Selain Shokin, webinar ini turut menghadirkan pembicara terkemuka seperti Prof. Robert Beckman dari National University of Singapore, Prof. Carlyle A. Thayer dari New South Wales University, Kalpit A. Mankikar dari Observer Research Foundation di New Delhi dan Veeramalla Anjaiah dari CSEAS.
Tujuan utama dari webinar ini adalah untuk membahas tantangan dan masalah yang dihadapi oleh Asia dan dunia dari RRC yang dikuasai Partai Komunis China (PKC), pemerintahan brutal PKC di Xinjiang, Tibet dan Hong Kong serta menjelaskan ketegangan di Laut China Selatan (LCS) dan perilaku agresif China terhadap India, Jepang dan Australia.
Di bawah Presiden Xi Jinping sejak tahun 2013, China telah menjadi lebih agresif dan ekspansionis serta menimbulkan tantangan keamanan besar bagi tetangganya dan dunia.
Dengan menggunakan peta Sembilan Garis Putusnya, China ingin mengklaim lebih dari 90 persen LCS. Secara ilegal China telah membangun beberapa pulau buatan dan beberapa di antaranya diubah menjadi pangkalan militer di LCS.