Mohon tunggu...
Dinda Annisa
Dinda Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Penterjemah Lepas

Based in Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

'Talk Show' Menyerukan Komitmen Kuat untuk Meningkatkan Ekonomi Sirkular Plastik Demi Mencegah Sampah Laut

27 Agustus 2022   13:52 Diperbarui: 28 Agustus 2022   08:42 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peserta talk show tentang plastik ekonomi sirkular di Bali. | Sumber: CSEAS

Menurut CSEAS, yang mengadakan acara talk show ini, tujuan utama dari acara ini adalah untuk mempelajari kebijakan dan pendekatan Uni Eropa (UE) dan Indonesia dalam memajukan ekonomi sirkular plastik untuk mengatasi sampah laut, menunjukkan upaya Indonesia dan beberapa kotanya dalam mengatasi sampah plastik laut serta mendorong penerapan ekonomi sirkular di Indonesia.

Ekonomi sirkular adalah model produksi dan konsumsi, yang melibatkan berbagi, menyewakan, menggunakan kembali, memperbaiki, memperbarui dan mendaur ulang bahan serta produk yang ada selama mungkin. Ekonomi sirkular memiliki tiga prinsip utama, yaitu menghilangkan limbah dan polusi, mengedarkan produk dan bahan dan regenerasi alam.

Daur ulang plastik adalah langkah penting menuju ekonomi sirkular, tetapi untuk mencapai sirkularitas perlu tindakan di setiap titik dalam masa pakai suatu produk: mulai dari desain hingga pengelolaan limbah.

Ketika badan pembangunan Jerman Deutsche Gesellschaft fr Internationale Zusammenarbeit GmbH atau GIZ meluncurkan proyeknya Rethinking Plastics: Circular Economy Solutions to Marine Litter di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya tiga tahun lalu, tidak ada diskusi tentang (EPR) di Indonesia.

"Hal ini [EPR] semakin mendapat perhatian dan ada momentum baru sekarang di kawasan. Ketika EPR tidak dipersoalkan lagi, kalau harus lebih dan caranya," ujar Zurita dalam sambutannya.

Talk show tersebut sebenarnya merupakan pra-event pertemuan G20 di Bali tahun ini.

Tahun ini, Indonesia menjadi presiden G20. Indonesia harus memanfaatkan KTT G20 untuk mengangkat isu sampah laut dan mendapatkan bantuan dari negara-negara G20.

Sampah laut merupakan masalah global dan Indonesia sendiri tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Kita harus bekerja sama dengan anggota G20 dan Uni Eropa.

Dari sisi domestik, harus ada komitmen yang kuat di antara semua pemangku kepentingan untuk mengurangi sampah laut. PBB menyebut sampah laut sebagai "bencana gerak lambat".

"Kita harus memperkuat komitmen kita terhadap sampah laut," ungkap Ujang.

Menurut Ujang, Indonesia serius dalam mengurangi sampah plastik di lautan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun