Mohon tunggu...
Dinda Annisa
Dinda Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Penterjemah Lepas

Based in Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

India Mengincar Porsi yang Lebih Besar dalam Industri Luar Angkasa Global Senilai $400 miliar

15 Agustus 2022   07:00 Diperbarui: 15 Agustus 2022   07:11 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini adalah langkah signifikan dalam operasionalisasi reformasi yang diluncurkan oleh Pemerintah India untuk mempromosikan partisipasi sektor swasta di sektor ruang angkasa India, menyediakan akses ke aset, data dan fasilitas ruang angkasa, yang sampai sekarang sepenuhnya dimiliki oleh entitas pemerintah, Organisasi Penelitian Luar Angkasa India [ISRO]," kata Raghavan, yang merupakan ketua Dewan Penasihat Keamanan Nasional India (2016-2020).

IN-SPACe, sebuah lembaga independen single-window, akan mengizinkan dan mengawasi kegiatan perusahaan swasta dalam membangun dan meluncurkan satelit, serta menyediakan layanan berbasis ruang angkasa. Lembaga ini dapat mengembangkan mekanisme yang sesuai untuk berbagi teknologi dan keahlian ISRO tanpa biaya atau dengan harga yang wajar, untuk menghindari penciptaan kembali roda kemudinya. Fasilitas teknologi tinggi ISRO yang padat modal akan tersedia untuk digunakan oleh perusahaan swasta.

"Singkatnya, pemerintah India akan, melalui IN- SPACe, memastikan lapangan bermain yang setara untuk industri swasta, dengan kebijakan yang memungkinkan dan lingkungan peraturan yang ramah," ujar Raghavan, Rekan Terhormat (Distinguished Fellow) dari Vivekananda International Foundation.

"Industri luar angkasa India telah mencatat keberhasilan luar biasa selama beberapa dekade terakhir, dalam menghadapi lingkungan eksternal yang tidak bersahabat [sanksi, kontrol ekspor, penolakan teknologi] untuk sebagian besar periode perkembangannya. ISRO telah mengembangkan teknologi end-to-end untuk layanan dan aplikasi berbasis ruang angkasa di berbagai sektor. Mereka telah mengembangkan teknologi canggih yang memiliki kepentingan strategis. ISRO merancang, membangun dan meluncurkan satelit untuk komunikasi berkualitas tinggi, pencitraan geo dan pengamatan bumi resolusi tinggi, serta mengoperasikan sistem satelit navigasi mandiri India [NavIC]. Dalam aplikasi ilmiah dan pengembangan, program luar angkasa India, dalam beberapa hal, lebih maju dari beberapa negara penjelajah luar angkasa yang sudah lebih maju."

India saat ini memiliki lebih dari 50 satelit operasional yang menyediakan layanan navigasi, prakiraan cuaca, membantu kota pintar, membantu televisi satelit dan bahkan membantu dalam operasi perbankan.

"India memiliki kemampuan end-to-end di luar angkasa, membuat satelit, roket dan meluncurkannya dari India. Banyak perusahaan asing menggunakan roket India untuk meluncurkan satelit mereka. Satelit Asia Selatan yang diluncurkan pada 2017 adalah burung ramah yang unik di langit yang membantu menghubungkan tetangga-tetangga India, dan India pun menyediakan satelit komunikasi ini tanpa biaya ke negara-negara Asia Selatan," tulis Pallava Bagla, seorang jurnalis top dalam eksplorasi ruang angkasa, di Borneo Bulletin pada tahun 2019.

Satelit LAPAN A1 (2007) dan LAPAN A2 (2015) milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Indonesia (LAPAN) diluncurkan oleh India.

Menurut Raghavan, permintaan akan kapasitas dedicated communication (Satcom), serta aplikasi Earth Observation (EO) meningkat pesat. Perusahaan-perusahaan besar bersedia untuk berinvestasi di satelit mereka sendiri, sehingga memastikan kapasitas captive untuk kebutuhan masa depan mereka. Aplikasi baru seperti konektivitas broadband dalam penerbangan dan maritim, serta inisiatif pemerintah seperti Digital India dan Bharatnet menawarkan peluang baru bagi perusahaan-perusahaan di pasar Satcom India. Dengan pertumbuhan teknologi EO, perusahaan-perusahaan pertambangan dapat mengganti peralatan lapangan mereka dengan alat analisis dan pemantauan berbasis satelit.

Sampai sekarang, ungkap Raghavan, permintaan layanan Satcom di India diperkirakan sekitar $11 miliar. Ini tidak mencerminkan permintaan yang sebenarnya, karena kerangka kerja yang didorong oleh pasokan. Kapasitas internal ISRO menyediakan komunikasi terutama ke wilayah geografis dan pulau-pulau terpencil, yang tidak dapat diakses oleh kabel terestrial secara ekonomis.

"Langkah penting pertama dalam mengkomersialkan produksi sistem peluncuran diambil dengan pemberian kontrak untuk pembuatan lima Polar Satellite Launch Vehicle [PSLV] kepada konsorsium sektor publik yang menjalankan Hindustan Aeronautics Limited dan perusahaan sektor swasta Larsen & Toubro, sebesar $103 juta," tutur Raghavan.

Diperkirakan bahwa permintaan data geospasial di India diproyeksikan akan tumbuh hingga hampir $12 miliar pada tahun 2029-2030.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun