Dengan pandangan serupa, Utpal mengungkapkan beberapa hal yang lebih menarik.
"Singkatnya, aksesi itu tidak dilakukan oleh Maha Rajah saja. Hal itu juga dilakukan oleh Sheikh Muhammad Abdullah. Maha Rajah Hari Singh dipaksa oleh Pakistan untuk memiliki aksesi dengan India," papar Utpal.
Bukan hanya Hari Singh, menurut Utpal, tiga pemimpin Kashmir saat itu juga memutuskan untuk mendukung aksesi J&K dengan India. Ketiga pemimpin itu adalah Prem Nath Dogra, pemimpin komunitas Dogra di Jammu, Sheikh Abdullah, pemimpin Konferensi Nasional dan pemimpin mayoritas Muslim Kashmir, dan Kashyap Bakolo, pemimpin komunitas Buddha di Ladakh.
"Pakistan tidak punya apa-apa. Baik posisi hukum maupun masyarakat tidak mendukung. Jadi mereka berusaha untuk melakukannya dengan paksa. Jadi pada tanggal 22 Oktober mereka mengirim tentara yang mereka sebut suku," kata Utpal. Â Â
Pakistan tidak akan menyebutkan hal-hal ini dalam propaganda mereka.
Sheikh Abdullah dengan tepat meramalkan masa depan Pakistan pada waktu itu dan memutuskan untuk tidak mendukung aksesi J&K ke Pakistan.
Pakistan saat ini adalah salah satu negara termiskin di Asia tetapi negara yang bersenjata nuklir. Lebih dari separuh usianya sejak 1947, Pakistan diperintah oleh diktator militer yang korup dan kejam. Banyak pemimpin Pakistan, termasuk perdana menteri dan presiden, dibunuh dan dipenjara. Menurut para pakar, negara tersebut bukan negara yang aman untuk ditinggali.
Apa yang terjadi pada Muslim di Pakistan Timur sangat mengerikan. Menurut Prof. Kashi Nath, militer Pakistan secara brutal membunuh 1 juta Muslim dan memperkosa 3 juta wanita Muslim. Angka-angka ini berasal dari sumber-sumber Pakistan. Orang-orang di Pakistan Timur memberontak melawan Pakistan dan mereka berpisah dari Pakistan dan mendirikan negara merdeka bernama Bangladesh. Orang-orang di Bangladesh sekarang jauh lebih baik daripada orang Pakistan.
Orang-orang di Balochistan, Punjab, Sindh, Gilgit dan Balitistan sekarang menuntut pemisahan dari Pakistan. Pakistan telah menjadi pusat radikalisme dan terorisme global. Pakistan, menurut Utpal, mengekspor terorisme dan senjata mematikan ke negara lain.
Afghanistan telah menjadi korban terbesar Pakistan, yang menciptakan kelompok teror Taliban. Selama tahun 1980-an, Pakistanlah yang mengumpulkan semua teroris dunia untuk melawan pendudukan Soviet di Afghanistan.
Setelah gagal menduduki J&K dengan paksa dalam beberapa perang (pada tahun 1947, 1965 dan 1999) yang diprakarsai olehnya melawan tetangga raksasanya India selama lebih dari tujuh dekade dan dikuatkan dengan akuisisi senjata nuklirnya pada tahun 1987, Pakistan meluncurkan serangan "perang proksi" rahasia pada tahun 1988 melawan India yang disebut "Operasi Topac".Â