"Pada dasarnya, ekonomi Jammu dan Kashmir berbasis layanan dan berorientasi pada pertanian," ungkap Asep, yang juga merupakan moderator webinar.
Orang-orang di J&K, jelas Asep, adalah orang-orang yang kreatif. Mereka bisa membuat karpet terbaik di dunia. Kerajinan tangan dan hortikultura berkembang di J&K.
Sejak tahun 2019, pemerintah pusat telah memberikan banyak fasilitas baru kepada petani, pedagang dan pengrajin.
"Jammu dan Kashmir memiliki kebijakan industri yang menawarkan insentif dengan mekanisme single window clearance," kata Asep.
"Meskipun perekonomian Jammu dan Kashmir telah menunjukkan banyak kemajuan tetapi daerah tersebut masih menghadapi banyak tantangan dari segi keamanan," ujar Asep.
Ketiga pembicara webinar sepakat bahwa J&K memiliki masa depan yang cerah. J&K akan kembali menjadi sebuah negara bagian dan menikmati kemakmuran, kemajuan serta perdamaian di masa depan.
Penulis adalah pemerhati hubungan internasional yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H