Mohon tunggu...
Dinna Khairina
Dinna Khairina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sahid Jakarta

Mahasiswa Pascakom Universitas Sahid Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa Lampung Terancam Punah, Bagaimana Teknologi Bisa Mencegahnya?

25 Juli 2024   18:02 Diperbarui: 25 Juli 2024   18:08 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Melansir dari antaranews.com, sebuah komunitas budaya bernam Komunitas Berkat Yakin (Kober) Lampung mengatakan bahwa dalam 36 tahun ke depan Bahasa Lampung terancam mengalami kepunahan. Hal ini diungkapkan dalam konferensi pers Festival Seni Bahasa Lampung 'Menatap Tubuh Bahasa' yang diadakan pada 15 Juli 2024. Kober Lampung bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenbudristek) RI, melalui platform Dana Indonesiana, kategori Pendayagunaan Ruang Publik tahun 2023-2024, menyelenggarakan  program Festival Seni Bahasa Lampung "Menatap Tubuh Bahasa" yang digelar pada 22-28 Juli 2024 sebagai upaya pelestarian bahasa daerah Lampung.

Namun sebenarnya tidak hanya bahasa lampung, pada tahun 2022 sebuah data dari Badan Bahasa Kemenbudristek menyebutkan bahwa sebanyak 139 bahasa daerah di Indonesia terancam punah, salah satunya adalah bahasa Lampung. Isu kepunahan bahasa daerah di Indonesia menjadi hal yang penting untuk diatasi, pasalnya dapat mengancam kelestarian budaya di Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan kepunahan bahasa daerah terjadi, misalnya seperti urbanisasi dan migrasi, globalisasi dan perubahan sosial budaya, terputusnya generasi penutur bahasa daerah, hingga kurangnya dukungan dan penggunaan bahasa daerah dalam pendidikan formal. 

Upaya pelestarian dan pencegahan kepunahan bahasa daerah memerlukan usaha dan strategi komprehensif, juga melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Tak hanya itu, pemanfaatan teknologi modern juga dapat menawarkan berbagai solusi inovatif untuk melestarikan dan menghidupkan kembali bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Lalu, apa saja yang bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi dalam upaya pencegahan kepunahan bahasa daerah di Indonesia?

1. Dokumentasi Bahasa Daerah melalui Teknologi Digital

Dokumentasi adalah langkah pertama dan sangat penting dalam pelestarian bahasa. Teknologi digital memungkinkan proses dokumentasi yang lebih efisien dan akurat. Seperti menggunakan fitur rekaman audio dan video pada smartphone atau alat perekam digital untuk merekam penutur asli bahasa daerah dan mendokumentasikan pelafalan, intonasi, serta penggunaan kata dalam konteks budaya. Hasil rekaman pun dapat disimpan dan disebarluaskan ke platform digital untuk menjangkau target yang lebih luas.

Upaya lainnya dapat mendokumentasikan melalui pembuatan aplikasi kamus digital yang dikembangkan untuk memberikan kemudahan pengguna dalam mencari arti kata, sinonim, antonim, dan contoh penggunaan dalam kalimat. Aplikasi ini juga bisa dikombinasikan dengan fitur audio untuk mendengarkan pelafalan yang benar seperti yang digunakan oleh Google Translate.

Alternatif lain dalam pendokumentasian bahasa daerah juga bisa dilakukan melalui platform dokumentasi online seperti Wikimedia Incubator dan Ethnologue, yang menyediakan ruang untuk mendokumentasikan bahasa-bahasa minoritas. Melalui website ini, masyarakat lokal juga dapat berkontribusi dengan mengunggah data linguistik, cerita rakyat, dan materi budaya lainnya.

2. Pengajaran Bahasa Daerah melalui Aplikasi dan E-Learning

Kurang besarnya dukungan dalam kurikulum pendidikan terhadap pelestarian bahasa daerah, dapat diatasi salah satunya melalui teknologi pembelajaran digital yang dapat membuka peluang baru dalam pendidikan bahasa daerah. Aplikasi dan platform e-learning dapat menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan bahasa daerah kepada generasi muda. 

Misalnya dengan mengadaptasi fungsi dan kegunaan aplikasi seperti Duolingo yang khusus untuk bahasa-bahasa daerah. Pengguna dapat belajar melalui berbagai latihan interaktif yang mencakup kosa kata, tata bahasa, dan percakapan sehari-hari. Tak hanya itu, dengan mengunggah konten di Media Sosial Instagram, YouTube, TikTok, dan lainnya, berupa konten edukasi yang menarik dalam bentuk Video tutorial, cerita pendek, dan lagu dalam bahasa daerah juga dapat menarik perhatian generasi muda dan membantu mereka belajar dengan cara yang menyenangkan.

3. Pelestarian Budaya melalui Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR)

Menggunakan teknologi VR dan AR menawarkan pengalaman imersif yang dapat membantu melestarikan dan mempromosikan bahasa dan budaya daerah. Salah satunya dengan menyelenggarakan virtual tour dan pameran menggunakan VR. Melalui VR ini, pengguna dapat mengikuti tur virtual ke desa-desa atau tempat bersejarah di mana bahasa daerah masih digunakan.

 Pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan dan mendengarkan percakapan dalam bahasa tersebut sehingga selain mengenalkan bahasa daerah, juga dapat mengenalkan budaya daerah tersebut. Aplikasi AR untuk pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pendidikan formal maupun informal, juga dapat menjadikan pengalaman belajar yang interaktif dan lebih menarik. Misalnya, pengguna dapat mengarahkan kamera ponsel mereka ke objek tertentu dan mendapatkan informasi dalam bahasa daerah. Menarik bukan?

4. Penggunaan Teknologi dalam Media dan Hiburan

Seperti yang kita tahu, bahwa media dan hiburan memiliki peran besar dalam menjaga bahasa daerah agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda. Upaya pelestarian ini juga dapat juga diimplementasikan melalui produksi Film dan Serial TV dalam bahasa daerah yang dapat meningkatkan kesadaran dan minat terhadap bahasa tersebut. Platform streaming seperti Netflix, Amazon Prime, ataupun YouTube juga bisa digunakan untuk mendistribusikan konten ini. 

Memanfaatkan kanal seperti musik, podcast, dan digital game, juga bisa digunakan sebagai alat yang efektif untuk menarik perhatian masyarakat dalam melestarikan bahasa daerah, sehingga masyarakat tak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga ilmu dan pengenalan terhadap bahasa-bahasa daerah Indonesia. 

Teknologi memang dapat memberikan dampak multikultural yang bisa menjadi salah satu faktor pendorong kepunahan bahasa daerah, namun tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran teknologi mampu menawarkan berbagai solusi inovatif untuk membantu mencegah kepunahan bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Melalui dokumentasi digital, pembelajaran online, aplikasi AR dan VR, serta media dan hiburan, bahasa daerah dapat tetap hidup lestari dan relevan hingga di masa yang akan datang. 

Referensi : 

https://m.antaranews.com/berita/4197960/komunitas-budaya-36-tahun-ke-depan-bahasa-lampung-alami-kepunahan 

https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/797/pelindungan-bahasa-daerah-dalam-kerangka-kebijakan-nasional-kebahasaan

Gambar:

https://www.pexels.com/photo/woman-using-black-virtual-reality-goggles-3761160/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun