Masa pandemi covid-19 yang sudah berlangsung cukup lama didunia, khusunya Negara Indonesia. Jumlah kasus yang sudah terkonfirmasi samapai saat ini adalah 678.000 kasus, dengan kasus meninggal dunia mencapai 20.257.
Angka tersebut sudah tergolong tinggi, maka dari itu upaya pemerintah dalam melakukan pencegahan secara preventif, kuratif dan promotive kepada warga negaranya terus dilakukan mengingat virus covid-19 ini sangat cepat penularannya. Berbagai upaya himbauan untuk memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak ditempat-tempat umum sudah diterapkan.
Penyebaran virus ini juga merambah ke dalam dunia sosial, ekonomi, budaya khususnya pada dunia pendidikan. Tentang pelaksaaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat covid-19 memberi himbauan bahwa pelaksanaan pembelajaran dilakukan di rumah melalui pembelajaran daring atau pembelajaran dari rumah. Mulai dari jenjang pendidikan SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi sudah menerapkan pembelajaran secara daring agar memungkinkan terjadinya kerumunan.
Banyak faktor kendala dalam pembelajaran secara daring ini misalnya pada anak-anak yang belum begitu paham dengan media sosial. Belum lagi anak-anak yang masih jenjang SD sebagian besar tidak memiliki handphone ini akan lebih membingungkan orangtuanya.
Selain itu orang tua yang kesehariannya berkerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya harus membagi waktu untuk membimbing anaknya dalam melakukan pembelajaran daring ini. Adalagi yang paling utama yaitu tidak semua internet bisa diakses di seluruh Kota yang ada di Indonesia.
Masih ada daerah yang sulit untuk dijangkau internet, tentu saja keadaan ini sangat menyulitkan bagi sebagian besar orang. Karena mereka harus menyesuaikan dengan kondisi yang baru dengan keadaan yang masih tergolong baru.
Dari sini ceritaku dimulai sebagai salah satu mahasiswa disalah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Dengan biaya kuliah yang tergolong cukup tinggi ini tentunya sangat membebankan orang tua saya. Karena kondisi ekonomi yang sedang menurun dampak dari pandemi ini.Â
Terhitung sudah hampir satu tahun pembelajaran daring ini dilaksanakan. Banyak sekali teman saya yang mengeluh dengan bosannya pembelajaran daring ini. Aku sendiri pun sudah merasakan kebosanan ini dibarengi dengan rasa bersalah yang harus membahagiakan orang tua yang sudah berjuang keras menyekolahkan saya hingga sampai ditahap ini.
Tidak hanya itu perubahan mood secara tiba-tiba, perasaan tidak bersemangat kerap sekali saya rasakan. Parahnya lagi dikalangan mahasiswa ini banyak yang merasakan stress akibat banyak tugas yang diuberikan dosen dan batas pengumpulan tugas yang mepet membuat mereka harus begadang menyelesaikan tugas agar dapat dikumpulkan tepat waktu sesuai batas pengumpulan tugasnya.
Tentunya hal ini juga akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan para mahasiswa dengan pola tidur dan pola makan yang berantakan karena mereka hanya memikirkan tugas yang begitu banyak. Banyak dari teman saya yang berpikir untuk menikah saja daripada untuk meneruskan kuliah ini.
Tetapi setelah saya pikirkan menikah itu harus siap segalanya dari mental dan materi. Sedangkan dalam usia seumur saya belum mempunyai bekal sama sekali. Yang perlu dilakukan hanyalah mengatasi kebosanan dalam kuliah secara daring ini yaitu dengan :