“Aku tak bisa menghindar dari takdir. Di jebloskan dalam kepedihan. Aku hidup dalam pelarian… dari kenyataan.”
Dia mengucapkan kalimatnya, kalimat sakti yang merubah hidupku.
“Hidup di dunia yang tak sempurna bersama orang-orang yang tak sempurna adalah hidupku. Tak ada yang dapat menjanjikan kebebasan dari rasa sakit atau kecewa. Tidak ada yang dapat menjanjikan keselamatan. Namun kita tidak sendirian. Banyak orang yang juga mengalami ketidakadilan akan tersenyum saat ‘skenario kedua’ dimainkan.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!