“Aku tak bisa menghindar dari takdir. Di jebloskan dalam kepedihan. Aku hidup dalam pelarian… dari kenyataan.”
Dia mengucapkan kalimatnya, kalimat sakti yang merubah hidupku.
“Hidup di dunia yang tak sempurna bersama orang-orang yang tak sempurna adalah hidupku. Tak ada yang dapat menjanjikan kebebasan dari rasa sakit atau kecewa. Tidak ada yang dapat menjanjikan keselamatan. Namun kita tidak sendirian. Banyak orang yang juga mengalami ketidakadilan akan tersenyum saat ‘skenario kedua’ dimainkan.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H