Mohon tunggu...
Dini RizkiaMaulida
Dini RizkiaMaulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Walisongo Semarang

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komunikasi Persuasif Guru dalam Membentuk Karakter Anak di Masa Pandemi

19 Agustus 2021   22:03 Diperbarui: 19 Agustus 2021   22:24 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Pendahuluan

Pertengahan Maret lalu, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan WFH atau Work From Home selama 2 minggu yaitu pada tanggal 16 Maret -- 28 Maret 2020 untuk mencegah persebaran virus Covid-19. Namun dikarenakan jumlah penderitanya semakin bertambah, pemberlakuan WFH diperpanjang sampai waktu yang tidak ditentukan. Salah satu dampak dari diperpanjangnya WFH ini adalah kegiatan pembelajaran yang harus diberlakukan menggunakan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada semua jenjang pendidikan tak terkecuali pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang mencangkup TK (Taman Kanak-kanak) dan KB (Kelompok Belajar).

Pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyebutkan bahwa "Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut."[1]          

Undang- Undang No 20 tahun 2003 juga mengatur tentang pendidikan jarak jauh. Dalam pasal 15 disebutkan bahwa "Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain."[2]

Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat memungkinkan pembelajaran jarak jauh ini efektif dilakukan. Namun sebenarnya terdapat kendala yang belum bisa dijangkau oleh teknologi bahwa teknologi tidak dapat menyentuh salah satu inti dari pendidikan, yaitu pendidikan karakter.

Pendidikan karakter merupakan upaya pembimbingan perilaku siswa agar mengetahui, mencintai dan melakukan kebaikan. Fokusnya pada tujuan-tujuan etika melalui proses pendalaman apresiasi dan pembiasaan.[3]

Salah satu upaya dalam membentuk karakter anak adalah dengan melakukan komunikasi persuasif. Persuasif merupakan pengubahan sikap individu dengan memasukkan ide-ide serta fakta baru lewat pesan komunikatif yang bertujuan untuk menumbuhkan kontraindikasi dan inkonsistensi diantara kompenen sikap individu hingga dapat membuka peluang terjadinya perubahan perilaku yang diinginkan.[4]

Agar proses pendidikan karakter berjalan dengan lancar maka diperlukannya interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Sedangkan Pembelajaran Jarak Jauh ini memungkinkan kurang adanya interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Sehingga perkembangan pendidikan karakter anak kurang terkontrol oleh Guru.

2. Pengertian Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif adalah suatu kemampuan atau teknik komunikasi yang  dilakukan  oleh  komunikator  kepada  komunikan dengan  cara  mempengaruhi,  merubah pola  pikir  dan  memasukan  unsur-unsur  sugesti  secara  halus  agar  komunikan  mau mengikuti apa   yang   dikehendaki   oleh   komunikator   dengan   cara   tidak   memaksa.[5]

Ada beberapa prinsip--prinsip komunikasi persuasif yang dapat mendukung dalam pembentukan karakter anak :[6]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun