Dekati Dulu Pencipta-Nya, Baru Ciptaan-Nya?Â
Sebelum kita berusaha untuk dekat dengan orang atau mencintai seseorang, kita harus pastikan hubungan kita dengan Allah SWT sudah baik apa belum. Ketika kita dekat dengan Allah, kita jadi lebih bijak dalam mencintai seseorang dan tidak terlalu berlebihan berharap kepada seseorang yang belum tahu kepastian-Nya, apakah orang tersebut menjadi jodoh kita atau bahkan hanya menjadikan pelajaran bagi kita. Kalau kita menginginkan seseorang kita bisa menikungnya di sepertiga malam, mendoakan dalam setiap sholat, memperbaiki diri menjadi lebih baik insyaallah Allah akan memberikan apa yang kita inginkan. Sebab hati manusia itu milik Allah, jadi kalau kita cinta rebutnya lewat doa bukan lewat pacaran. Seperti kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha :
"Ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf, Nabi Yusuf justru menjauhinya. Namun, ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, Allah dekatkan nabi Yusuf kepada Zulaikha".
Dari kisah tersebut kita bisa mengambil hikmahnya, yaitu ketika kita telah mencintai Allah lebih dari segalanya, maka mudahlah bagi Allah untuk memberikan apapun untuk kita.
Mencintai Dalam Doa?
Ya, memang benar. Tiada cinta yang lebih indah dari dua raga yang saling menjaga, tidak bertemu namun saling menunggu, tidak berpapasan namun saling mendoakan. Bahkan, Ali bin Abi Thalib juga berkata :
"Jangan berhenti mendoakan orang yang kamu cintai".
"Cinta itu doa, dan doa adalah cinta. Maka, siapa yang mencintaimu akan mendoakan mu, dan siapa yang mendoakan mu berarti dia sudah sampai tahap benar-benar mencintaimu".
"Jika engkau sedang berusaha meluluhkan hati seseorang, maka luluhkanlah lewat doa".
Dalam Islam, kita di ajarkan untuk bersabar dan ikhlas. Kalau kita mencintai seseorang, itu nggak harus terburu-buru mengungkapkan-Nya. Kadang, lebih baik berdoa kepada Allah supaya kita diberikan yang terbaik. Mencintai dalam doa bukan berarti mengabaikan perasaan, tapi lebih memilih untuk menjaga kehormatan diri dan hanya berharap kepada Allah SWT. Ingat, "berharap lah kepada tuhan mu jangan berharap kepada manusia, sebab hati manusia bisa berubah-ubah".
Kesimpulan