Mohon tunggu...
Dini Hayati
Dini Hayati Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Saya seorang guru taman kanak-kanak Channel YouTube : https://youtube.com/@dinihayati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kedisiplinan melalui Kegiatan Pramuka Prasiaga pada Anak Kelompok B di TK Harapan Bahagia Depok

27 Mei 2024   12:13 Diperbarui: 27 Mei 2024   13:09 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ABSTRAK

Pada masa sekarang anak-anak kurang mendapatkan sosok keteladanan dari orang dewasa dil ingkungannya, hal ini menjadikan peneliti merasa turut memiliki andil dalam hal pembentukan

karakter anak yang dimulai sejak usia dini. Pentingnya pengembangan karakter pada anak menyebabkan peneliti ingin melakukan sebuah penelitian yang ada kaitannya dengan karaktera nak usia dini terutama dalam hal kedisiplinan. Sesuai pengamatan peneliti pada kelas ditemukan masih rendahnya tingkat kedisiplinan anak yang terlihat pada: Saat kegiatan makan, kesadaran anak untuk disiplin mengantri menunggu giliran mencuci tangan, ketika anak telah lebih dahulu menyelesaikan kegiatan di kelas, anak yang tertib merapihkan kembali alat tulis, anak yang mendengarkan dan mengikuti aturan masih sangat rendah. Setelah mendalami keadaan tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan memberikan kegiatan yang baru dilakukan yaitu pramuka prasiaga, kegiatannya sangat beragam dan menyenangkan, diharapkan anak-anak tertarik mengikuti kegiatan, sehingga anakanak dapat mengikuti aturan dan hasil yang didapat yaitu anak dapat mengetahui aturan dengan mampu menjelaskan aturan dari awal sampai akhir, dan menjalankan aturan dengan

memperlihatkan sikap taat aturan bahkan diharapkan anak dapat memberikan contoh kepada anak-anak lain.

Kata kunci: karakter, kedisiplinan, pramuka prasiaga, taat aturan

PENDAHULUAN
Kedisiplinan asal kata dari disiplin. Dalam etimologi, disiplin dari bahasa latin, yaitu disciplina dan discipulus yang memiliki arti suatu perintah dan anak didik. Jadi disiplin adalah merupakan suatu perintah yang dari wali murid kepada anak atau pendidik kepada anak didik. Perintah atau
arahan diberikan kepada anak oleh wali murid atau pendidik agar anak didik melakukan yang diinginkan dalam aturan oleh wali murid atau pendidik (Novan Andry Wiyani, 2013:41). Webster’s New World Discionary mengartikan kata disiplin adalah latihan dalam mawas diri
atau mengendalikan diri, karakter dan keadaan yang aman dan nyaman (Ali Imron, 2011: hal.173). Sementara dalam kamus besar Bahasa Indonesia, ada tiga arti kata disiplin, yaitu tata tertib, ketaatan atau taat aturan, dan bidang studi atau ilmu pengetahuan (Alwi, 2002: 268). Jadi pengertian disiplin merupakan arahan kepada anak didik dari wali murid atau pendidik tentang arahan yang harus dilakukan. Jadi pengertian kedisiplinan merupakan sikap taat dan patuh pada
tatatertib yang ada, baik dirumah atau disekolah maupun dimasyarakat yang dilakukan oleh anak usia dini. Menurut karakter disiplin anak usia dini yaitu: bertingkah laku baik dan perilaku
yang tidak baik dilakukan. Kedisiplinan merupakan proses pendidikan yang berlangsung secara terus menerus, hal ini bertujuan agar anak menjadi terbiasa melakukannya sampai anak menjadi
individu yang merupakan bagian dari masyarakat. Disamping itu tugas atau peran dari wali murid dan pendidik sebaiknya adalah fital, hal tersebut karena apa saja yg dilakukan oleh mereka akan dicontoh atau direkam pada memori anak, oleh karena itu contoh perilaku yang baik harus senantiasa di terapkan. Disiplin merupakan hal yang penting, sebab disiplin seharusnya dilakukan secara rutin kepada anak. Terdapat tiga hal penting dalam kedisiplinan antara lain: Kebiasaan, peraturan, dan hukuman. Disiplin harus dilakukan secara rutin agar sikap disiplin sebagai kebiasaan bagi anak usia dini. Aturan merupakan arahan bagi setiap orang pada suatu masyarakat. Sebagaimana dalam aturan ada hadiah dan hukuman. Anak didik akan mendapat konsekuensi seimbang atas sikap yang tidak patuh atau patuh pada aturan (Acep
Yonny., Sri Rahayu Yunus., 2011, hal.52). Berdasarkan uraian pelaku utama sikap disiplin yaitu anak, perilaku yang tetap taat aturan bukan hanya dijalankan oleh anak, tapi dijalankan juga oleh wali murid. Semua itu dapat mendukung terwujudnya perilaku yang diinginkan. Beberapa jurnal terdahulu yang digunakan peneliti sebagai referensi mengenai penelitian tentang kedisiplinan pada anak didik. Kebiasaan yang diterapkan wali murid agar sikap disiplin menjadi kebiasaan dapat disebabkan hal-hal seperti background pendidikan wali murid, umur wali murid, keikutsertaan wali murid dalam medidik, kegiatan sehari-hari wali murid, wilayah
rumah anak, asal daerah dan kemajuan alat-alat elektronik (Kusmiati, Eti., Sari, Diarti Yunia., Mutiara, Shinta., 2021). Terjadinya peningkatan disiplin pada anak dipengaruhi oleh hal berikut yaitu : Media pembelajaran yang menarik minat anak, terdapat manajemen kelas yang teratur
akan meningkatkan perhatian anak didik dan anak dapat mengerti aturan kegiatan, media yang ramah untuk anak, adanya reward atau hadiah, bertujuan agar anak termotivasi dan semangat dalam berkegiatan (Rahmah, Siti., Zirmansyah., Januari, 2019). Implementasi disiplin positif dengan melalui pendekatan kebiasaan, memberi contoh perilaku yang baik, pendekan kongkrit dan ilmiah. Para guru dan wali murid dapat menjadi idola dan perantara bagi anak (Gunartadi
Kurniawan, Didik., JUNI 2021). Penerapan perilaku disiplin dengan pembiasaaan bagi anak didik semestinya dilaksanakan sedini mungkin bertujuan menjadi pembiasaan sehingga terbentuk sikap disiplin dan diterapkan secara terus menerus, pendidik dapat memasang poster bergambar aturan agar anak didik mudah memahami sehingga dapat mengikuti dan mungkin anak dapat menjadi contoh bagi teman yang lain, pendidik harus lebih peka terhadap kebutuhan anak dengan menjalankan pendekatan dan strategi pembelajaran agar sikap disiplin anak usia dini meningkat dan anak semangat serta menunjukkan minatnya dalam berkegiatan (Jaga, Rumiati La., Arifin., Andi Agustan., Maret, 2019). Berdasarkan penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan dapat berubah karena cara asuhan wali murid yang disebabkan karena background pendidikan wali murid, umur wali murid, keikut sertaan wali murid dalam medidik, kegiatan sehari-hari wali murid, wilayah lingkunga rumah anak, asal daerah dan
kemajuan alat-alat elektronik. Terjadinya peningkatan disiplin pada anak dipengaruhi oleh hal berikut yaitu: media pembelajaran yang menarik minat anak, terdapat manajemen kelas yang teratur akan meningkatkan perhatian anak didik dan anak dapat mengerti aturan kegiatan, media yang ramah untuk anak, adanya reward atau hadiah, bertujuan agar anak termotivasi dan semangat dalam berkegiatan, sehingga tujuan yang tercapai sesuai dengan harapan pendidik.
Pendidik seharusnya menyajikan kegiatan yang bervariasi dan tentunya dapat menarik minat anak, sehingga penulis mengadakan perbaikan dengan menggunakan kegiatan pramuka prasiaga dalam hal meningkatkan kedisplinan pada anak didik. Kegiatan dalam pramuka
prasiaga adalah kegiatan bermain yang berpusat pada anak, misalnya menggambar, bernyanyi, bertepuk, bermain bekerjasama, dan bermain menggunakan media lain yang dapat dikenalkan pada anak dalam kegiatan pramuka. Dalam prasiaga yang dipandu oleh pendidik atau guru sebagai pembina dalam berkegiatan, kegiatannya sesuai kebutuhan dan tahap perkembangan
anak usia dini yaitu meliput 6 aspek perkembangan diantaranya: nilai agama dan moral, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional dan seni. Dimana setiap kegiatan dikemas dalam bentuk permainan yang bertujuan agar dapat menarik minat dan perhatian anak usia dini, yang mana pada tahap usianya proses penyerapan ilmu melalui panca indra yaitu mendengar dan melihat. Untuk itu peneliti tertarik menggunakan metode kegiatan pramuka prasiaga untukd apat meningkatkan kedisipinan pada anak usia dini. Agar tujuan dari kedisiplinan dapat

tercapai, anak usia dini akan senang berkegiatan dan menjadi terbiasa. Setiap kegiatannya menggunakan sistem tema, dimana tema tersebut disesuaikan dengan lingkungan terdekat anak, dengan tema juga menjadikan kegiatan bervariasi sehingga anak tidak menjadi bosan dalam

mengikutinya. Prasiaga diharapkan dapat menjadi pemecah masalah yang mudah untuk pengadaan kegiatan pengukuhan ilmu budi pekerti pada lembaga pendidikan dapat dilaksanakan dengan kegiatan belajar seraya bermain. Seperti yang tercantum dalam Peraturan

Pemerintah bernomor 87 pada tahun 2017 yang berisikan pengukuhan ilmu budi pekerti yaitu merupakan tanggung jawab satuan lembaga pendidikan yang dilakukan melalui harmonisasi dalam mengolah hati, pikiran, dan olah raga pada anak didik melalui kerja kelompok atau bersama teman sebaya dan menggunakan metode kegiatan, yang dilakukan dalam lembaga pendidikan, lingkungan masyarakat, dan keluarga atau lingkungan peserta didik berada sehari-harinya, semua bagian tersebut adalah bagian dalam gerakan nasional revolusi mental. Aktivitas yang dilakukan pada prasiaga yaitu merupakan aktivitas belajar seraya bermain seperti melalui bermain tepuk, bernyanyi bersama, berkegiatan bersama-sama dalam kelompok serta

berkegiatan dengan menggunakan media atau memanfaatkan alat dan bahan-bahan bekas bekas atau biasa disebut loosepart yang ada dilingkungan peserta didik, melalui kegiatan tersebut anak juga diperkenalkan dengan kegiatan yang berkaitan dengan pramuka. Pemahaman anak didik tentang Pramuka dapat melalui beberapa metode yang bertujuan menstimulasi enam aspek perkembangan pada anak didik, seperti menstimulasi peningkatan aspek motoric dan

peningkatan aspek kognisi peserta didik. Cara memperkenalkan pramuka pada anak didik dapat melalui syair atau lagu yang dapat menstimulasi aspek Bahasa anak dimana dalam setiap syair lagu, dapat menstimulasi kecerdasan anak didik dalam hal bernyanyi dan memperhatikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun